About

Kamis, 29 Januari 2015

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT DAN ETIKA (Prof. Dr. Juhaya S.Praja)

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT DAN ETIKA

KARYA: Prof. Dr. Juhaya S.Praja

1.      PENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat diambil dari bahasa Arab, Falsafa- berasal dari bahasa Yunani, Philosophia, kata majemuk yang terdiri dari kata Philos yang artinya cinta atau suka, dan kata shopia yang artinya bijaksana. Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan. Orangnya disebut Philosopher atau Failasuf ( istilah Failasuf, lihat Mandzur dalam Lisan al-Arab).
Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan pengertian atau batasan. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi tersebut.
Plato (427 SM-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
Aristoteles (381 SM-322 SM, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Marcus Tullius Cicero (106 SM-43 SM), seorang politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan ushaa-usaha untuk mencapainya.
Al-Farabi (wafat 950 M), seorang filsif Muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Immanuel kant (1724 M-1804 M) yang sering dijuluki raksasa pemikir barat, mengatakan bahwa filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi empat persoalan.

Gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian filsafat dapat kita simak pendapat Titus berikut ini:
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam, biasanya diterima secara kritis.
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti dan konsep.
           



2.      ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA
Ilmu dan pengetahuan
            Secara umum ilmu itu berarti tahu. Islam itu adalah pengetahuan. Seseorang yang banyak ilmunya bisa dikatakan sebagai seorang ilmuwan, ulama, ahli pengetahuan dan lain sebaginya.
Pada dasarnya pengetahuan mempunyai tiga kriteria, yaitu :
1.      Adanya suatu sistem gagasan dalam pikiran ;
2.      Persesuaian antara gagasan itu dengan benda-benda sebenarnya ;
3.      Adanya keyakinan tentang persesuaian itu.
Marilah kita ambil sebuah contoh yang mudah. Katakanlah bahwa kita mengetahui adanya “bulan”. Hala ini berarti bahwa di dalam pikiran kita ada suatu gagasan tentang adanya sebuah benda langit yang namanya bulan. Gagasan dalam pikiran itu bersesuaian dengan bulan yang betul-betul ada. Kita yakin bahwa bulan itu memang betul-betul ada.
Pengetahuan dalam usahnya tidaklah puas hanya dengan cara yang serba kebetulan saja, melainkan ia berusaha pula mencari jalan tertentu untuk mempermudah diri dalam upaya mencapai tujuannya. Ia berjalan menurut metode tertentu, karena itu pengetahuan disebut mempunyai metode-metodenya atau approach (pendekatan). Pendekatan di sini berarti sekumpulan dari teori, metode dan teknik penelitian.
Ilmu adalah pengetahuan yang sistematis. Pengetahuan yang dengan sadar menuntut kebenaran, dan yang bermetode dan bersistem ini, disebut “ilmu”. Dan definisi ini merupakan definisi ilmu secara khusus.
Pengetahuan yang kuat hari kian bertambah ini, pada dasarnya bersumber kepada tiga macam sumber, yaitu: pertama, pengetahuan yang langsung diperoleh.kedua, hasil dari suatu konklusi;ketiga, pengetahuan yang diperoleh dari kesaksian dan otoritas.
Pengetahuan langsung, diperoleh dari dua sumber: sumber external (luar) dan sumber internal (dalam). Contoh umpanya kita mengetahui adanya api di depan kita melalui alat indera penglihatan kita, adanya bau harum melalui indera penciuman kita.
Pengetahuan konklusi ialah pengetahuan yang diperoleh melalui penarikan kesimpulan dari data empirik atau inderawi. Seperti apabila kita tahu bahwa di atas sebuah gunung (yang tampak di depan kita) ada kepulan asap.
Pengetahuan kesaksian dan otoritas adalah pengetahuan yang diperoleh melalui kesksian dari orang lain atau berita orang yang bias dipercaya. Contohnya, kita mengetahui adanya Tuhan melalui para rasul dan kitab-kitab-Nya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui indera disebut dengan pengetahuan inderawi. Setelah diadakan penyelidikan dan eksperimen, maka ilmu tersebut sekarang menjadi ilmu pengetahuan (science).
Titik temu antara Ilmu dan Filsafat
Ada beberapa hal di mana filsafat dan ilmu pengetahuan (sains) dapat saling bertemu. Dalam beberapa abad terakhir, filsafat telah mengembangkan kerja sama yang baik dengan ilmu pengetahuan. Banyak di antara filsuf terkenal yang telah memberikan kontribusinya kepada sains. Sebagai contoh, Leibniz ikut serta dalam penemuan “hitung differensial”.
Ilmu membekali filsafat dengan bahan-bahan yang deskriptif dan faktual yang sangat penting  untuk membangun filsafat. Tiap filsuf dari suatu periode lebih condong untuk merefleksikan pandangan ilmiah pada periode tersebut.
Filsafat mengambil pengetahuan yang terpotong-potong dari berbagai ilmu, kemudian mengaturnya dalam pandangan hidup yang lebih sempurna dan terpadu.
Pertentangan antara ilmu dengan filsafat pada umumnya menunjukkan pada kecondongan atau titik penekanan, dan bukan pada penekannan yang mutlak. Ilmu-ilmu tertentu menyelidiki bidang-bidang yang terbatas, filsafat mencoba melayani seluruh manusia. Oleh karena itu filsafat lebih bersifat inklusif, tidak eksklutif.
Ilmu dan filsfat kedua-duanya memberikan penjelasan-penjelasan dan arti-arti dari objeknya masing-masing. Orang lebih menekankan pentingnya deskripsi, hukum-hukum, fenomena dan hubungan sebab musabab. Filsafat mementingkan hubungan-hubungan antara fakta-fakta khusus dengan bagian yang lebih besar. Ilmu menggunakan pengamatan, eksperimen dan pengalaman inderawi, sedangkan filsafat berusaha menghubungkan penemuan-penemuan ilmu dengan maksud menemukan hakikat kebenarannya.
Titik temu antara agama dan filsafat
            Baik agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mencapai kebenaran yang sejati. Agama yang dimaksud di sini adalah agama Samawi, yaitu agama yang diwahyukan Tuhan kepada nabi dan rasul-Nya.
            Dibalik persamaan itu terdapat pula perbedaan antara keduanya. Dalam agama ada beberapa hala yang amat penting, misalnya Tuhan, kebajikan, baik dan buruk, surga dan neraka, dan lain-lain. Hal- hal tersebut diselidiki pula oleh filsafat. Oleh karena hal-hal tersebut ada atau paling tidak mungkin ada. (ingat objek penyelidikan filsafat segala yang ada dan yang mungkin ada).
            Alasan filsafat untuk menerima kebenaran bukanlah kepercayaan, melainkan penyelidikan sendiri, hasil pikiran belaka. Filsafat tidak mengingkarai atau mengurangi wahyu, tetapi ia tidak mendasarkan penyelidikannya atas wahyu. Ada juga beberapa hal yang masuk kewilayah agama yang diselidiki pula oleh filsafat.

3.      OBJEK FILSAFAT
Objek penyelidikan filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada, tidak terbatas. Inilah yang disebut objek material filsafat. Kalau demikian, apakah yang membedakan anatara objek filsafat dan objek ilmu pengetahuan lainnya? Objek filasafat yang dimaksud adalah objek materialnya, sebab ilmu pengetahuan pun mempunyai objek material yang sama dengan filsafat, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada. Ilmu pengetahuan bebas dan tidak terikat untuk menentukan objek penyelidikannya, dan sampai saat ini, belum ada pembatasan dalam objek ilmu penghetahuan (objek material). Oleh karena itu, kalau dilihat dari objek materialnya, baik filsafat maupun ilmu pengetahuan, memiliki objek yang sama.
Objek penyelidikan ilmu pengetahuan hanya terbatas pada sesuatu yang bisa diselidiki secara ilmiah saja, dan jika sudah tidak dapat diselidiki lagi maka ilmu pengetahuan akan terhenti sampai di situ. Tetapi penyelidikan filsafat tidaklah demikian, filsafat akan terus bekerja hingga permasalahannya dapat ditemukan sampai ke akar-akarnya.
4.      METODOLOGI FILSAFAT
Oleh karena filsafat dimulai dengan rasa heran, bertanya dan memikirkan tentang asumsi-asumsi kita yang fundamental, maka kita perlu meneliti bagaimana filsafat menjawab persoalan-persoalan tersebut. Problema-problema filsafat tidak dapat dipecahkan dengan sekedar mengumpulkan fakta-fakta.
Ada tiga metode yang digunakan untuk memecahkan problema-problema filsafat, yaitu: metode deduksi, induksi, dan metode dialektika.
·        Metode Deduktif        
            Adalah suatu metode berpikir di mana suatu kesimpulan ditarik dari prinsip-prinsip umum dan kemudian diterapkan kepada sesuatu yang bersifat khusus. Contohnya sebagai berikut :
§  Semua manusia adalah fana (prinsip umum)
§  Semua raja adalah menusia (Peristiwa khusus)
§  Karena itu semua raja adalah fana (kesimpulan)
·        Metode Induksi
Suatu periode berpikir di mana suatu kesimpulan ditarik dari suatu prinsip khusus kemudian diterapkan kepada sesuatu yang bersifat umum. Contoh :
§  Amir adalah manusia (prinsip khusus)
§  Ia (Si Amir) akan mati (peristiwa yang bersifat umum)
§  Seluruh manusia akan mati (kesimpulan)
·        Metode Dialektik
Yaitu suatu cara berpikir di mana suatu kesimpulan diperoleh melalui tiga jenjang penalaran : tesis, antitesis, dan sintesis. Metode ini berusaha untuk mengembbangkan suatu contoh argumen yang didalamnya terjalin implikasi bermacam-macam proses (sikap) yang saling mempengaruhi.
Hegel sangat mengagumi filsuf Yunani Herakleitos yang mengatakan bahwa pertentangan adalah bapak segala sesuatu. Paroses dialektik selalu terdiri dari tiga fase. Fase yang pertama disebut tesis yang menampilkan “lawan” dari fase kedua yang disebut antithesis. Akhirnya, timbullah fase ketiga yang disebut sintesis yang mendamaikan antara tesis dan antithesis yang saling berlawanan. Sintesis yang telah dihasilkan dapat menjadi tesis pula yang menampilkan antithesis lagi dan akhirnya kedua-duanya didamaikan menjadi sintesis baru. Demikian selanjutnya setiap sintesis dapat menjadi tesis.
Contoh Tesis, Antitesis, dan Sintesis.
Dalam keluarga, suami istri adalah dua makhluk yang berlainan yang dapat berupa tesis dan antithesis. Bagi suami, anak dapat merupakan bagian dari dirinya sendiri. Demikian juga bagi si istri. Dengan demikian si anak merupakan sintesis bagi suami istri tadi.



5.      STRUKTUR FILSAFAT
Penemuan oleh filsuf dalam bidang filsafat banyak sekali jumlahnya. Penemuan-penemuan tersebut sekarang pada umumnya sudah disusun secara teratur dan dikenal dengan istilah Struktur filsafat. Pada pokoknya struktur filsafat berkisar pada tiga cabang filsafat: teori Pengetahuan, Teori Hakikat dan Teori nilai. Tiga cabang besar filsafat ini melahirkan cabang-cabang baru yang merupakan anak-anak cabang dari ketiga cabang tadi.
Teori Pengetahuan
            Cabang filsafat ini membahas norma-norma atau teori tentang cara mendapatkan pengetahuan dan membicarakan pula tentang bagaimana cara mengatur pengetahuan itu sehingga menjadi pengetahuan yang benar dan berarti. Posisi terpenting dan terutama dari teori pengetahuan ialah membicarakan tentang apa sebenarnya hakikat pengetahuan itu, cara berpikir dan hukum berpikir mana yang harus dipergunakan kita agar mendapatkan hasil pemikiran yang kemungkinan benarnya paling besar.
EPISTEMOLOGI
            Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme yang berarti knowledge atau pengetahuan dan logy berarti teori. Oleh sebab itu epistemologi diartikan sebagai teori pengetahuan, atau filsafat ilmu.
            Louis Q. Kattsof mengatakan bahwa sumber pengetahuan manusia itu ada lima macam, yaitu :
1.      Empiris yang melahirkan aliran empirisme;
2.      Rasio yang melahirkan aliran Rasionalisme ;
3.      Fenomena yang melahirkan aliran fenomenologi ;
4.      Intuisi yang melahirkan aliran intusionisme;
5.      Metode ilmiah yang menggabungkan antara aliran rasionalisme dan empirisme.
1)      Empirisme
Seorang empirisis biasanya berpendapat bahwa kita dapat memperoleh pengetahuan melalui pengalaman. Sifat yang menonjol dari jawaban ini dapat dilihat bila memperhatikan pertanyaan.
2)      Rasionalisme
Sebagai suatu metode untuk memperoleh pengetahuan. Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman,melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebagai jenis perangsang bagi pikiran. Bagi penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide kita, dan bukannya di dalam diri barang sesuatu.
3)      Fenomenalisme
Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman abad ke-18 melakukan pendekatan kembali terhadap maslah diatas setelah memperhatikan kritik-kritik yang dilancarkan oleh David Hume terhadap sudut pandangan yang bersifat empiris dan yang bersifat rasional.
4)      Intuisionisme
Kita mudah merasa tidak puas terhadap penyelesaian yang diajukan oleh Kant, karena penyelesaian tersebut mengatakan bahwa pada babak terakhir kita hanya mengetahui modifikasi barang sesuatu dan bukannya barang sesuatu itu sendiri dalam keadaanya yang senyatanya.
5)      Metode Ilmiah
Perkembangan ilmu-ilmu alam merupakan hasil penggunaan secara sengaja suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang menggabungkan pengalaman dengan akal sebagai pendekatan bersama, dan menambahkan suatu cara baru untuk menilai penyelesaian-penyelesaian yang disarankan.
Logika
            Dilihat dari segi etimologi, perkataan logika berasal dari bahasa Yunani logike (kata sifat), yang berhubungan dengan kata benda logo yang artinya pikiran atau kata sebagai pernyataan dari pikiran itu. Hal ini menunjukkan kepada kita sebagai pernyataan dari pikiran itu.
            Logika secara terminologi mempunyai arti : ilmu yang memberikan aturan- aturan berpikir valid ( sahih), artinya ilmu yang memberikan prinsip-prinsip yang harus didikuti supaya dapat berpikir valid (menurut aturan/sahih).
            Pokok-pokok persoalan logika adalah pemikiran dan bebrapa proses pembantunya. Ilmu dengan cara yang sistematis mempelajari syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat berpikir valid, dapat menghindari serta mengetahui kesalahan-kesalahan yang terjadi. Ilmu ini juga memberikan norma-norma atau gagasan-gagasan, yaitu gagasan kebenaran dan mencoba mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gagasan kebenaran itu.
            Kebenaran dalam logika dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu kebenaran bentuk dan kebenaran materi. Dari sini logika dibagi kebenaran dalam dua kategori pila ; pertama, logika formal (formal logic), atau logika tredisional yang seringkali pula disebut silogisme, dan kedua, logika material ( material logic).
Teori hakikat
            Hakikat artinya keadaan yang sebenarnya. Hakikat sebenarnya adalah keadaan sebenarnya dari sesuatu itu, bukan keadaan sementara yang selalu  berubah. Teori hakikat merupakan cabang filsafat yang membicarakan hakikat sesuatu. Kita ambil salah satu contoh tentang hakikat air.
ONTOLOGI
            Ontologi merupakan cabang teori hakikat yang membicarakan hakikat sesuatu yang ada. Ada empat macam aliran filsafat yang mencoba memberikan jawaban atas peroalan :
1.      Materialisme
Istilah materialisme dapat diberi definisi dengan beberapa cara, di antaranya,  petama materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan merupakan unsure-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran (consciousness) termasuk di dalamnya segala proses fisikal merupakan mode materi tersebut dan dapat disederhanakan menjadi unsure-unsur fisik; kedua, bahwa doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik. Kedua definisi tersebut mempunyai implikasi yyang sama, walaupun cenderung untuk menyajikan bantuk-bentuk materialism yang libih tradisional.


2.      Idealisme
Kata Idealisme dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dengan pengetiannya dalam bahasa sehari-hari. Secara umum kata itu berarti, pertama seorang yang menerma ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; kedua, orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum ada. Tiap pembaru sosial adalah seorang idealis dalam arti kedua ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada.
Arti filsafat dari kata idealisme ditentukan oleh arti biasa dari kata ide. Ringkasnya, idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan ketentuan.
Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sanagat erat hubungannya dengan ide, pikiran atau jiwa.
3.      Dualisme
Dualisme adalah aliran filsafat yang mencoba memadukan anatara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialism dengan idealisme. Materialisme mengatakan bahwa materi itulah yang hakikat, sedangkan ide dan ruh bukan hakikat. Sedangkan idealisme sebaliknya, justru idelah yang hakikat sedangkan materi bukan hakikat. Menurut materialisme, ruh muncul karena ada materi, tidak mungkin ada ruh jika tanpa ada materi. Sedangkan menurut idealisme justru munculnya materi karena adanya ruh. Materi tidak akan ada jika ada ruh.
Dualisme mengatakan bahwa baik materi maupun ruh sama-sama hakikat. Materi muncul bukan karena adanaya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena adanya materi.
4.      Agnoticisme
Agnotocisme adalah aliran yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu dibalik kenyataan ini. Manusia tidak mungkin mengetahui apa hakikat batu, air, api. Dan lain sebaginya.
KOSMOLOGI
            Dalam pembicaraan kosmologi ini maslah perbincangan tentang hakikat terdalam dari kenyataan untuk sementara kita tinggalkan. Kita akan membicarakan segi kenyataan yang dinamakan alam fisik.
            Alam fisik atau jagat raya (cosmos) merupakan objek penyelidikan ilmu-ilmu alam, khususnya fisika. Ini berarti bhawa dari dua bagian:
1.      Penyelidikan filsafat mengenai istilah-istilah pokok yang terdapat dalam fisika, seperi ruang, waktu, dan sebaginya.
2.      Pra anggapan- pra anggapan yang terdapat dalam fisika sebagai ilmu  tentang jagat raya.
Terdapat pula segi ketiga dari filsafat fisika, yaitu berupa penyelidikan mengenai susuanan ilmu fisika sebagai ilmu dan analisis terhadap metode-metode yang digunakannya. Untuk sebagian metode-metode ilmiah telah dibicarakan di muka.



ANTROPOLOGI
            Cabang Antropologi ini akan mencoba mengalihkan pikiran-pikiran kita kepada pikiran-pikiran yang sebenarnaya secara umum sudah kita bahas. Kita telah melakukan upaya-upaya kefilsafatan untuk menemukan hakikat alam.
            Manusia adalah bagian dari alam yang dipandang sebagai kesatuan totalitas. Hakikat manusia adalah jasmani manusia itu sendiri dan bukan ruhnya. Sebab ruh itu hanya ada jika tempat yang ditumpanginya masih utuh; sebaliknya ruh itu akan hilang apabila badan jasmani yang ditumpanginya telah hancur (mati).
THEODECIA
            Cabang filsafat theodecia atau teologi ini membicarakan tentang dasar-dasar ketuhanan dan hubungan manusia dengan Tuhan berdasarkan logika dan pendapat akal manusia. Theodecia tidak membicarakan Tuhan dari segi agama. Dalam Islam, pembicaraan mengenai Tuhan dan ketuhanan dengan menggunakan akal disebut Kalam. Ilmu tentang Tuhan dan Ketuhanan tersebut ilmu kalam, ilmu tauhid, ilmu aqai’d atau ilmu usuluddin. Dalam theodecia ini terdapat sejumlah aliran. Aliran-aliran tersebut meliputi aliran;
1.      Theisme
Aliran ini mempercayai bahwa Tuhan merupakan pencipta dan pengurus alam ini. Tuhan adalah sebab bagi yang ada di alam ini. Segala-galanya bersandar pada sebab ini. Tuhan adalah dasar dari segala yang ada dan yang terjadi di alam ini. Alam ini tidak akan berwujud dan berdiri tanpa sebab dari Tuhan.
2.      Monotheisme
Monotheisme mengatakan bahwa di seluruh ala mini hanya ada satu Tuhan. Dia adalah Pencipta dan pengatur segala yang ada di ala mini. Tidak ada lagi tuhan selain Dia. Dalam islam monotheisme disebut ajaran tauhid. Para nabi dan rasul dahulu mengajarkan bahwa tuhan iru Esa dan tiada yang menendingi-Nya, baik dalam bentuk, sifat maupun perbuatannya. Tuhan adalah Dzat Yang Maha Sempurna.
3.      Trinitheisme
Trinitheisme mengajarkan bahwa Tuhan itu ada tiga. Ketiga Tuhan ini mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Ada Tuhan Pencipta, Tuhan pemelihara dan ada juga Tuhan Pemusnah. Dalam agama Hindu ajaran ini disebut Trimurti, yang terdiri dari Dewa Brahma, Siwa, dan Dewa Wishnu.dalam agama Nasrani disebut Trinitas yang terdirir atas Tuhan anak (jesus), Tuhan Ibu (bunda Maryam), dan Tuhan bapak (Ruh Kudus). Paham trinitheisme merupakan kelanjutan dari paham politheisme yang menganggap bahwa Tuhan itu banyak jumlahnya. Kemudian meraka batasi sampai ada tiga Tuhan saja.
4.      Politheisme
Politheisme mengatakan bahwa Tuhan atau dewa itu banyak. Pada mulanya dewa-dewa atau Tuhan-Tuhan dalam politheisme mempunyai kedudukan yang hampir sama. Akan tetapi karena bebrapa hal, lambat laun beberapa di antar mereka ada yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari Dewa-dewa tau tuhan-tuhan yang lainnya.


5.      Pantheisme
Pan berarti seluruh, theis berarti Tuhan. Jadi, pantheisme mengandung arti seluruh Tuhan. Pantheisme mengajarkan bahwa seluruh alam ini adalah Tuahan.
Tuhan adalah alam dalam keseluruhannya dan benda-benda merupakan bagian dari Tuhan. Tuhan adalah Immanent atau berada dalam ala mini. Karena seluruh ala mini adalah satu. Tuhan menurut pantheisme mempunyai bagian-bagian.
6.      Atheisme
A berarti tidak. Atheisme berarti (paham) tidak bertuhan. Atheisme mengatakan bahwa Tuhan itu sebenarnya tidak ada. Seorang atheis tidak pernah berdosa atau berhunganan dengan Tuahan, bukan karena ia tidak tahu tentang adanya Tuhan, tetapi keyakinannya yang mengajarkan bahwa tentang itu betul-betul tidak ada.
Seorang atheis menafikan adanya Tuhan, karena Tuhan tidak pernah menunjukkan dirinya dengan nyata dan jelas kepada manusia.
7.      Agnostisisme
Paham ini berada di tengah-tengah, berada di antara paham yanga mengajarkan bahwa Tuhan itu ada dengan paham yang mengajarkan bahwa Tuhan itu tidak ada. Menurut paham ini, manusia tidak akan sanggup untuk memperoleh pengeahuan tentang Tuhan.

FILSAFAT AGAMA
Filsafat agama pada pokoknya adalah pemikiran filsafat tentang agama. Sama halnya dengan filsafat seni yang merupakan pemikiran filsafat tentang seni. Mempelajari filsafat agama tidak perlu dan tidak selalu dialakukan dari sikap pandangan keagamaan. Orang atheis (tidak percaya kepada Tuhan) dan agnostic (merasa tidak mampu mengetahuiTuhan), begitu juga orang yang memiliki keyakinan agama dapat berfilsafat tentang agama. Filsafat agama akan menerangkan masalah agama secara filosofis. Agama yang dimaksud tidak terikat pada satu macam agama saja melainkan agama secara keseluruhan.
Agama
            Agama tidak mudah diberi definisi atau dilukiskan, karena agama menyangkut beberapa bentuk yang bermacam-macam di antara suku-suka dan bangsa-bangsa di dunia.
Tuhan
            Kepercayaan kepada Tuhan merupakan dasar utama dalam paham keagamaan. Tiap-tiap agama berdasarkan atas kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib dan cara hidup setiap manusia yang percaya pada agama di dunia ini umat rapat hubungannya dengan kepercayaan tersebut. Sesuatu yang memiliki kekuatan gaib itu disebut Tuhan. Konsep tentang Tuhan banyak sekali macamnya, kita kenal seperti, monotheisme, dinamisme, trinithrisme, politheisme dan pantheisme yang kesemuanya itu membicarakan tentang Tuhan.
Iman
            Iman berarti percaya. Setiap agama mengajarkan tentang iman. Filsafat agama harus dapat memberikan jawaban apa sebenarnya hakikat iman. Dalam islam, iman merupakan unsur pokok agama atau ushuluddin. Begitu pun dalam agama-agama lainnya.
Ibadat
            Setiap agama mengenal apa yang disebut ibadat. Ibadat merupakan perwujudan dari iman. Setiap agama mengajarkan tata cara dan acara untuk beribadat kepada Yuhannya. Ibadatnya seorang Muslim akan berbeda dari ibadatnya seorang Nasrani, Hindu, dan sebagainya.
Perlukah manusia beragama ?
            Pada garis besarnya manusia terbagi dalam dua kelompok.
1.      Kelompok yang mempercayai adanya Tuhan disebut theisme.
2.      Kelompok yang tidak mempercayai tuhan disebut atheisme.
Tugas filsafat agama adalah membahas tentang peranan agama bagi manusia ditinjau dari sudut filosofis dan bukan dari sudut ajaran atau wahyu yang diajurkan oleh suatu agama tertentu.


FILSAFAT HUKUM
Filsafat hukum menghendaki jawaban atas pertanyaan; apakah hukum? Ia menghendaki agar kita bertanya pada diri sendiri, apa sebenarnya kita anggap tentang hukum (filsafat hukum seperti halnya filsafat pendidikan, filsafat sejarah, dan sebagainya) mempertanyakan apa, bagaimana dan mengapa hukum.
Kaidah-kaidah hukum termasuk dunia yang lain daripada kebiasaan-kebiasaan hukum; kaidah hukum tak termasuk dunia kenyataan, dunia alam (nature), melainkan termasuk dunia nilai, termasuk dunia yanagg lain daripada dunia penyelidikan ilmu pengetahuan.
FILSAFAT PENDIDIKAN
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang diberi potensi untuk dapat mempertanyakan sifat kemandirian yaitu sebagai manusia. Potensi yang dimaksud sudah cpasti potensi khusus yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, dan kita telah menamakan bahwa potensi itu adalah akal.
Kedudukan manusia yang sangat tinggi diimbangi oleh tuntutan (tugas) yang cukup berat. Manusia dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan agar ia mampu memegang tampuk pimpinan di bumi ini.
Teori nilai
            Teori nilai merupakan kerangkka ketiga dalam tiga kerangka besar filsafat: teori pengalaman, teori hakikat dan teori nilai. Teori nilai mencakup dua cabang filsafat yang cukup terkenal: Etika dan Estetika. Yang pertama membicarakan soal baik-buruk perbuatan manusia.
            Nilai artinya harga. Sesuatu mempunyai nilai bagi seseorang karena ia berharga bagi dirinya.
ETIKA
Tugas Etika
            Etika merupakan penyelidikan filsafat mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tingkah laku manusia dilihat dari segi baik buruknya tingkah laku tersebut. Etika bertugas memberi jawaban atas pertanyaan berikut: atas dasar hak apa orang menuntut kita untuk tunduk terhadap norma-norma yang berupa ketentuan, kewajiban, larangan, dan sebagainya.
Sifat Dasar Etika
            Etika mempunyai sifat yang sangat mendasar, yaitu sifat kritis. Etika mempersoalkan norma-norma yang dianggap barlaku; menyelidiki dasar norma-norma itu; mempersoalkan hak dari setiap lemabaga, seperti orang tua, sekolah, Negara, dan agama untuk member perintah atau larangan yang harus ditaati.
Objek etika
            objek penyelidikan etika adalah pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari pandangan-panadangan dan persoalan-persoalan dalam bidang moral.
Metode etika
            ada empat macam pendekatan dalam menilai suatu pendapat morl yaitu, pendekatan empiris deskriptif, pendekatan fenomonologis, pendekatan normative dan pendekatan metaetika.
Etika Normatif
            Dalam uraian di bawah ini dibicarakan jawaban-jawaban pokok yang diajukan atas pertanyaa : menurut norma-norma manakah kita seharusnya bertindak ? untuk memberikan jawaban atas pertnyaan tersebut, maka dikemukakan beberapa teori, yakni :
·        Teori deontologis, merupakan bahwa betul salahnya sesuatu tindakan tidak dapat ditentukan dari akibat-akibat tindakan itu, melainkan ada cara bertindak yang begitu saja terlarang, atau begitu saja wajib.
·        teori teleologis,mengatakan bahwa betul tidaknya tindakan justru tergantung dari akibat-akibatnya.
·         dan teori egoisme etis. Merupakan kelanjutan dari teori teleologis.
a.       Hedonisme adalah aliran ini berpendapat bahwa yang dinilai baik itu ialah sesuatu yang dapat memberikan rasa nikmat bagi manusia.
b.      Eudemonisme, mengajarkan bahwa segala tindakan manusia ada tujuannya.
Etika Utilitarisme
            Ada dua cabang etika yang merupakan kelanjutan dari teori teleologis, yaitu teori egoisme etis dan utilitarisme. 
Sifat utilitarisme adalah sifat universalis karena yang jadi penilaian norm:a-norma bukanlah akibat-akibat baik dirinya sendiri, melainkan juga baik bagi seluruh manusia.
Dilihat dari jenisnya utilitarisme dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a.       Utilitarisme tindakan mengajarkan bahwa manusia mesti bertindak sedemikian rupa sehingga setiap tindakannya itu menghasilkan suatu kelebihan akibat-akibat baik di dunia yang sebesar mungkin dibanding dengan akibat-akibat buruk
b.      Utilitarisme Peraturan mempunyai kaidah utama ajaranny sebagai berikut , ‘’ berindaklah selalu sesuai dengan kaidah-kaidah yang penetapannya menghasilkan kelebihan akibat-akibat baik di dunia yang sebesar mungkin dibandingkan dengan akibat-akibat buruk ‘’.

Etika Teonom
            Sekarang kita akan membicarakan pendapat yang mendasarkan norma-norma moral pada kehendak Allah. Sehingga teori ini dinamai teonom yang terdiri dari dua kata : theos yang berarti Allah dan nomos yang berarti hukum
a.       Etika teonom murni
Etika ini mengatakan bahwa tindakan dikatakan benar bila sesuai dengan kehendak Allah, dan dikatakan salah apabila tidak sesuai, suatu tindakan wajib dikerjakan jka diperintahkan Allah.
b.      Teori Hukum Kodrat
Teori ini mengatakan bahwa baik dan buruk ditentukan oleh Allah seakan-akan secara sewenang-wenang. Sesuatu dikatakan benar jika sesuai dengan tujuan manusia atau sesuai dengan kodarat manusia.
ESTETIKA
            Soal baik dan buruk telah kita bicarakan dalam etika, kini kita mengalihkan perhatian kita untuk membicarakan soal nilai indah dan tidak indah. Nilai baik dan buruk sering diterapkan orang kepada perbuatan atau tindakan manusia, sedangkan nilai indah dan tidak indah cenderung untuk diterapkan kepada soal seni. Estetika berusaha untuk menemukan nilai indah secara umum. Sehingga tidak mustahil kalau akhirnya timbul beberapa teori yang membicarakan hal itu.

6.      SEKILAS SEJARAH FILSAFAT YUNANI
                        PEMIKIRAN PRA-SOCRATES
Filsuf filsuf Pertama dari Miletos
            Filsuf-filsuf Yunani yang pertama tidak lahir di tanah airnya sendiri, melainkan di tanah perantauan di Asia Minor. Dahulu bangsa Yunani di Semenanjung Balkan banyak yang menjadi perantau, karena tanahnya tidak subur, dan sepanjang daratan dilalui oleh bukit barisan, serta banyak teluk-teluk yang menjorok ke daratanm sehingga tidak banyak tanah yang baik untuk temapat tinggal. Karena yang merantau itu makmur  hidupnya, mereka hidup dari perniagaan dan pelayaran.
1)      Thales
            Ia hidup pada abad ke-6 SM. Di kalangan orang Yunani pada waktu itu ia dikenal sebagai salah seorang dari hoi hepta sophoi, tujuan Orang yang Bijaksana atau The seven Wise Men, atau al-Hukama’ al-Sab’ah. Mereka terkenal dengan petuah-petuahnya yang pendek-pendek, seperti “kenalilah dirimu”, “ingat akhirnya”, “jangan berlebih-lebihan (meden agan)”, dan sebagainya. Aristoteles yang memberikan gelar kepadanya sebagai filsuf yang pertama.
            Menurut cerita, Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur di Mesir dan membawanya ke Yunani. Diceritakan pula bahwa ia memiliki ilmu tentang bagaimana mengukur tinggi piramida-piramida dari bayangannya, dan lain-lain. Dan ia berhasil meramalkan terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Karena itulah ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisik, Menurut thales asal mula ini adalah air.
2)      Anaximandros
            Anaximandros adalah murid Thales. Ia lima belas tahun lebih muda dari Thales, tetapi meninggal dua tahun lebih dahulu. Sebagai filsuf, ia lebih besar daripada gurunya. Ia juga ahli astronomi, di samping itu, ia juga ahli ilmu bumi.
            Sama halnya dengan gurunya, Anaximandros juga ingin mencari asal dari segalanya. Ia tidak menerima begitu saja apa yang diajarkan oleh gurunya. Yang dapat diterima oleh akalnya aialah bahwa yang asal itu satu, tidak banyak. Tetapi yang satu itu buka air, dan bukan sesuatu anasir yang dapat diamati oleh panca indera. Menurut Anaximandros segala sesuatu itu berasal dari to apeiron, yai\tu yang tak terbatas.
3)      Anaximenes
            Ia adalah murid Anaximandros. Sebab itu tidak mengherankan kalu pandangannya tentang alam ini sama dasarnya dengan gurunya. Ia menulis suatu buku, tetapi dari buku itu hanya satu fragmen saja yang disimpan.
            Anaximenes juga mengajarkan bahwa asal dari ala mini satu dan tidak terhingga. Hanya saja ia tidak dapat menerima ajaran Anaximenes, bahwa yang asal itu tidak ada perasaannya dengan barang yang lahir dan tak dapat dirupakan.
4)      Pythagoras dan madzhab pythagoras
            Pythagoras dilahirkan di Samos antara tahun 580 sampai 570  SM. Kemudian ia bermigrasi ke daerah koloni Grik di bagian selatan Italia pada tahun 529 SM, karena sikap oposisinya terhadap pemerintahan tirani di bawah pemerintahan Plykrates dan kerana sikap loyalitasnya terhadap golongan aristokrat, menyebabkan ia meninggalkan daerahnya dan pindah ke kota Krotona. Di kota inilah ia mendirikan perkumpulan agama/ tarekat yang terkenal sebagai madzhab Pythagorean. Tarekat ini terpengaruh oleh aliran mistik yang disebut Orfisme.
            Inti dari ajaran mistik tersebut ialah kebatinan, dengan jiwa. Pythagoras juga mengajarkan tentang inkarnasi, bahwa jiwa manusia itu tidak dapat mati. Sesudah manusia mati, jiwanya berpindah kepada hewan, dan bila hewan itu mati, maka ia berpindah lagi ke hewan lain, demikian seterusnya. Tetapi dengan mensucikan dirinya, jiwa bisa diselamatkan dari nasib seperti itu. Pensucian itu dapat dilakukan antara lain dengan berpantang jenis makanan tertentu, seperti makan ikan, daging dan kacang.
5)      Herakleitos (540-480 SM)
            Dilahirkan di Ephesos dari suatu keluarga tergolong aristokrat. Ia mempunyai watak tidak mengenal kompromi, dan sangat ekstrim dalam menentang demokrasi. Dia sangat bebas mengemukakan pendapatnya, terutama dalam hal mencela orang lain, bahkan tidak segan-segan menghina orang-orang terkemuka yang dijunjung tinggi oleh banyak orang, seperti Humeros, Arkhilokhes, Hesiodos, Pythagoras, Xenophanes, Hekataios, dan lain-lain.
            Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun di alam ini yang bersifat tetap atau permanen. Apa yang kelihatan tetap, sebenarnya ia dalam proses perubahan yang tidak ada henti-hentinya.
Filsuf-filsuf elea
1.      Perminides
Ia lahir pada tahun 540 SM, tetapi kapan meninggalnya tidak jelas. Ia terkenal sebagai seorang yang besar. Ia ahli politik dan pernah memangku jabatan pemerintah. Tetapi bukan Karena itu ia terkenal namanya, ia terkenal sebagai ahli piker yang melebihi siapa saja pada masanya. Filsafat adalah,” yang realitas dalam alam ini hanya satu, tidak bergerak, dan tidak berubah”. Dasar pemikirannya: yang ada itu ada. Perubahan itu berpindah dari ada menjadi tidak ada, itu mustahil, sebagaimana mustahilnya yang tidak ada menjadi ada.
Konsekuensi dari pandangan demikian ialah :
a.       Bahwa ‘’yang ada ‘’ialah satu dan tidak terbagi, karena itu pluralitas tidak mungkin ada.
b.      Bahwa ‘’ yang ada ‘’ itu tidak dijadikan, dan tidak akann dimusnahkan (dihilangkan). Dengan kata lain, ‘’ yang ada’’ itu bersifat kekal dan tidak terubahkan.
c.       Bahwa ‘’yang ada’’ itu sempurna, tidak ada sesuatu yang dapat ditambahkan padanya, dan tidak ada sesuatu yang diambil daripadanya.
d.      Bahwa “ yang ada” itu mengisi segala tempat, sehingga tidak ada ruang yang kosong, sebab kalau ada ruang kosong, maka “yang ada” aka nada dalam pergerakan, dan pergerakan berarti perubahan. Hal serupa ini tidak mungkin.
2.      Zeno
            Zeno adalah murid Parminides, ia berusaha untuk membuktikan ajaran gurunya, bahwa gerak itu tidak ada. Gerak hanyalah tipuan belaka. Pendapatnya itu diperkuat oleh bukti-bukti di antaranya sebagai berikut :
·        Untuk menyeberangi suatu tanah lapang, kita harus terlebih dahulu menyeberangi separuhnya, baru setelah itu kita bisa menyeberangi separuhnya lagi. Demikian seterusnya dan tidak ada habis-habisnya.
·        Anak panah dilepaskan dari busurnya, ia tentu pada setiap saat berada pada tempat tertentu, tidak mungkin ia pada suatu saat berada dalam dua tempat atau lebih. Hal ini menimbulkan bahwa anak panah tersebut diam.
Ia adalah seorang politikus mahir yang mengaku dirinya sebagai dewa. Dia adalah penganut paham cara pemerintahan yang demokratis, akan tetapi, pada karirnya ia digulingkan oleh kaum aristocrat.
Filsuf-filsuf Pluralis
1.      Anaxagoras (500-428 SM)
Anaxagoras lahir di Lazomonal, lonia. Pada waktu mudanya ia pindah ke Athena, dan menetap di sana selama 30  tahun. Di Athena ia berkenalan dengan Pericles, seorang politikus ulung yang pernah membawa Athena ke zaman keemasan.
Ajaran filsafatnya mengatakan bahwa timbul dan hilang itu ada. Isi alamnya ini tidak bertambah dan tidak juga berkurang. Ia selam-lamanya. Timbul dan hilang itu hanyalah bercampuran dari anasir-anasir asl, yang jumlahnya tidak terhingga. Percampuan dan perpisahan anasir-anasir asal tersebut digerakkan oleh kodrat dari luar yang dinamakan Nus. Nus itulah yang membentuk alam ini.
Filsuf-filsuf Atomis
            Filsafat atomis ini menurut garis besarnya berasal dari Leukippos, dan dikembangkan oleh Demokritos. Kedua filsuf atomis tersebut juga berusaha memecahkan masalah yang diajukan oleh filsuf-filsuf Elea. Mereka berpendapat bahwa realitas seluruhnya itu bukan satu, melainkan tersusun dari banyak unsur tersebut mereka namai atom, yang diambil dari kata atomos, a=tidak dan tomos= terbagi. Atom merupakan bagian yang terkecil, sehingga tidak terlihat oleh mata. Bentuknya berbeda-beda dan tidak mempunyai kualitas.

7.      EPISTEMOLOGI

Secara umum epistemology dapat dijelaskan sebagai cabang filsafat yang membahas ruang lingkup dan batas-batas  pengetahuan. Studi ini mencari jalan untuk memecahkan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang meliputi pengkajian sumber-sumber watak, dan kebenaran pengetahuan.
Istilah yang digunakan untuk nama teori pengetahuan adalah epistemologi, yang berasal dari kata Yunani epistemi (pengetahuan) dan logy (teori).
Terdapat tiga persoalan dalam bidang ini :
1.      Apakah sumber-sumber pengetahuan itu ? dari mana pengetahuan yang benar itu datang, dan bagaimana kita dapat mengetahui? Ini semua adalah problema asal (origin).
2.      Apakah watak dari pengetahuan ? apakah dunia yang riil di luar akal dan kalau ada, dapatkah kita mengetahuinya? Ini semua adalah problema: penampilan (appearance) terhadap realitas.
3.      Apakah pengetahuan kita itu benar (valid)? Bagaimana kita membedakan antara kebenaran dan kekliruan? Ini adalah problema mencoba kebenaran (verification).
Kelompok rasionalis berpendapat bahwa akal manusia dapat mengungkapkan prinsip-prinsip pokok dari alam tanpa bantahan dari yang lain. Sedangkan kelompok empiris berpendapat bahwa semua pengetahuan pada dasarnya datang dari pengalaman indera, dan oleh karena itu pengetahuan kita terbatas pada hal-hal yang dapat dialami. Kritisisme berhasil membuat sintesa dari kedua aliran itu yang kemudian melahirkan metode ilmiah.
Pembicaraan pada bagian ini diawali dengan pembalasan dengan dua aliran besar yang berusaha mencari kebenaran lewat pintu rasionalisme dan empirisme, kemudian dibicarakan aliran-aliran berikutnya.

8.      RASIONALISME RENE DESCARTES (1595-1650)
Aliran filsafat yang berasal dari Descartes biasanya disebut rasionalisme, karena aliran ini sangat mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio. Dalam memahami aliran rasionalisme, kita harus memperhatikan dua masalah utama yang keduanya diwarisi dari Descartes. Pertama, masalah substansi, kedua, masalah hubungan antara jiwa dan tubuh.
Rene Descartes adalah tokoh filsafat abad modern, bahkan dialah pendiri dan pelopor utamanya. Ada perbedaan penting antara filsafat abad pertengahan dengan abad modern. Perbedaan tersebut bukanlah dilihat dari segi dikotomi mundur dan maju seperti halnya pada dunia ilmu pengetahuan. Perbedaan keduanya lebih sering dilihat dari sudut ciri khasnya massing-masing. Filsafat abad pertengahan bercirikan sinkretasi antara akal dan wahyu, antara rasio dan agama.
Riwayat Hidup dan Karya Descartes
            Rene Descartes (Renatus Cartesius) adalah putra keempat Joachim Descartes , seorang anggota parlemen kota Britari, propinsi Renatus di Prancis. Kakeknya, Piere Descartes, adalah seorang dokter. Neneknya juga berlatar belakang kedokteran. Dilahirkan pada tanggal 31 Maret 1596 di La Haye (sekarang disebut La Haye Descartes ), propinsi Teuraine, Descartes kecil yang mendapat nama baptis Rene, tumbuh sebagai anak yang menampakkann bakatnya dalam bidang filsafat, sehingga ayahnya pun memanggilnya dengan julukan Si Filsuf Cilik.
            Pendidikan pertamanya diperoleh dari sekolah Yesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612. Di sinilah ia memperoleh pengetahuan dasar tentang karya ilmiah Latin dan Yunani, bahasa Prancis, musik dan akting, logika Aristoteles dan etika Nichomacus, fisika, matematika, astronomi dan ajaran metafisika dari filsafat Thomas Aquinas.
            Karya-karya Descartes cukup banyak, beberapa karyanya, antara lain adalah discours de la Methode (1637) yang berarti uraian tentang metode yang isinya melukiskan perkembangan intelektualnya.
Filsafat Descartes
METODE
            Agar filsafat dan ilmu pengetahuan dapat diperbarui , kita terutama memerlukan suatu metode yang baik, demikian pendapat Descartes. Hal ini mengingat bahwa terjadinya kesimpangsiuran dan ketidakpastian dalam pemikiran-pemikiran filsafat  disebabkan oleh karena tidak adanya suatu metode yang mapan, sebagai pangkal tolak yang sama bagi berdirinya suatu filsafat yang kokoh dan pasti. Ia sendiri berpikir sudah mendapatkan metode yang dicarinya itu, yaitu dengan menyangsikan segala-galanya atau keragu-raguannya.  
            Lebih jelas uraian Descartes tentang bagaimana memperoleh hasil yang sahih (adequate) dari metode yang hendak dicanangkannya dapat dijumpai dalam bagaian kedua dari karyanya Anaximenes Discourse on Methode yang menjelaskan perlunya memperhatikan empat hal berikut ini :
1.      Tidak menerima sesuatu pun sebagai kebenaran, kecuali bila saya melihat bahwa hal itu sungguh-sungguh jelas dan tegas (clearly and distinctly), sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkannya.
2.      Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu atau sebanyak mungkin bagian, sehingga tidak adaa suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
3.      Bimbingan pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah diketahui, kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
4.      Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat perhitungan-perhitungan yang sempurna serta pertimbangan-perimbangan yang menyeluruh, sehingga kita menjadi yakin bahwa tidak ada satu pun yang mengabaikan atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.
IDE-IDE BAWAAN
            Karena kesaksian apa pun dari luar tidak dapat dipercaya, maka menurut Descartes, saya mesti mencari kebenaran-kebenaran dalam diri saya dengan menggunakan norma tadi, cogito ergo sum. Descartes berpendapat bahwa dalam diri saya terutama dapat ditemukan tiga ide bawaan (innate Ideas). Ketiga ide sudah ada pada diri saya sejak saya lahir, yaitu pemikiran, Allah, dan keluasan .
a.       Pemikiran ; sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berpikir, harus diterima juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.
b.      Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna.
c.       Keluasan; saya mengerti materi sebagai keluasan atau eksistensi (extention), sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu ukur.
SUBSTANSI
            Descartes menyimpulkan bahwa selain dari Allah ada dua substansi. Pertama, jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran. Kedua, materi yang hakikatnya adalah keluasan. Tetapi, karena Descartes telah menyangsikan adanya dunia di luar saya, sekarang ia mengalami banyak  kesulitan untuk membuktikan adanya.
MANUSIA
            Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua substansi : jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya tubuh tidak lain daripada mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari substansi yang lain, maka kiranya sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu dualisme tentang manusia.
Pengaruh dan Kritik atas Descartes
            Pengaruh Descartes terlalu sulit untuk ditelusuri seluk beluknya, oleh karena hampir seluruh aliran filsafat sesudahnya mempunyai impact, setidak-tidaknya mempunyai akar kesejarahan dari pemikirannya. Problem-problem kefilsafatanlah yang menjadi dasar inspirasi atau bahkan dasar pemikiran bagi timbulnya pemikiran-pemikiran baru yang datang kemudian. Problem pemisahan antara pikiran dengan zat, antara jiwa dengan badan, antara ruhani dan jasmani yang dirintis Descartes, menurut harold Titus, terdapat dalam sepanjang sejarah kefilsafatan. Fenomena Jerman, spiritualisme, positivisme, bergsonisme dan bentuk-bentuk Katolikisme adalah cabang-cabang dari Cartianisme. Sedangkan aliran-aliran lain, baik yang datang untuk menyanggah maupun yang tampil untuk mendukungnya, -sadar atau tidak – memperoleh inspirasi dari problem-problem yang dipermasalahkan oleh Descartes, khususnya mengenai dualisme jiwa badan, masalah rasio sebagai dasar keyakinan dan kebenaran, serta masalah berada (exist).
            Masalah exist ini dianggap sebagai ciri khas dan salah satu tema sentral dari filsafat modern, yang membedakannya dengan filsafat Timur-khususnya Islam-yang bersifat teosentrik dan prophenik.
Rasionalisme Pasca Descartes
·        NICOLAS MALERBRANCHE (1838-1775)
Orang Prancis ini berusaha mendamaikan filsafat baru yang dirintis Descartes dengan tradisi pemikiran Kristiani, khususnya pemikiran Augustinud. Dalam masalah substansi ia mengikuti ajaran Descartes, bahwa ada dua sebstansi, pemikiran dan keluasan. Akan tetapi, untuk masalah hubungan dengan jiwa, ia mengikuti pemecahannya sendiri. Pendiriannya dalam bidang ini biasanya disebut okkasionalisme (occasio=kesempatan).
·        DE SPINOZA (1632-1677 M)
De Spinoza lahir di Amsterdam. Menurut Spinoza, hanya ada satu substansi, yaitu Allah. Dan satu substansi ini meliputi baik dunia maupun manusia. Itulah sebabnya pendirian Spinoza disebut panteisme, Allah disamakan dengan segala sesuatu yang ada.
Spinoza beranggapan bahwa satu substansi itu mempunyai ciri-ciri yang tak terhingga jumlahnya.
·        GOTTFRIED WILHELM LEIBNIZ (1646-1716 M)
Orang Jerman ini menuliskan karya-karyanya dalam bahasa latin dan Prancis, seorang ensiklopedis (orang yang mengetahui segala lapangan pengetahuan pada masanya). Menurutnya, substansi itu jumlahnya tiada terhingga yang kemudian ia namakan sebagai monade.
·        CHRITIAN WOLFF (1679-1754 M)
Karena Leibniz tidak menciptakan sistem filosofis, maka Wolff menyadur filsafat Leibniz serta menyusunnya menjadi satu sistem. Dalam penyusunan itu banyak menggunakan unsur skolastik. Karena Wolff inilah rasionalisme di jerman pada masanya merajalela di semua universitas.
·        BLAISE PASCAL (1623-1662 M)
Filsuf ini dalam sejarah pemikiran Prancis abad ke-17 mempunyai tempat tersendiri. Sekalipun ia sepakat dengan Descartes dalam mementingkan ilmu pasti, namun ia tidak setuju dengan Descartes dalam menerima ilmu pasti tersebut sebagai model atau contoh yang teristimewa untuk metode filsafat.

9.      EMPIRISME
Istilah ini berasal dari kata Yunani, emperia, dinisbatkan kepada paham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan yang dimaksudkan dengannya ialah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia saja.
Thomas Hobbes (1588-1679)
Tokoh ini dikeluarkan sebelum waktunya ketika ibunya tercekam rasa takut oleh ancaman penyerbuan armada Spanyol ke Inggris. Ia belajar di Universitas Oxford, kemudian menjadi pengajar pada suatu keluarga yang terpandang. Hubungan dengan keluarga tersebut memberi kesempatan kepadanya untuk membaca buku-buku, bepergian ke negeri asing dan berjumpa dengan tokoh-tokoh penting.
Hobbes menolak tradisi skolastik dalam filsafat dan berusaha menerapkan konsep-konsep mekanik dari alam fisika kepada pemikirannya tentang manusia dan kehidupan mental. Hobbes juga tidak menyetujui pandangan Descartes tentang jiwa sebagai substansi ruhani.
FILSAFAT MATERIALISME
            Materialisme yang dianut Hobbes dapat dijelaskan sebagai berikut : segala sesuatu yang ada bersifat bendawi. Yang dimaksud bendawi adalah segala sesuatu tidak bergantung kepada gagasan kita. Doktrin atau ajarannya menyatakan bahwa segala kejadian adalah gerak, yang berlangsung karenaa keharusan. Realitas segala yang bersifat bendawi, yaitu yang tidak bergantung kepada gagasan kita, terhisap di dalam gerak itu.
1.      Manusia
Manusia tidak lebih daripada suatu bagian alam bendawi yang mengelilinginya. Oleh Karena itu, maka segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia pun dapat diterangkan seperti cara-cara yang terjadi pada kejadian-kejadian alamiah, yaitu secara mekanis.
2.      Jiwa
Ajaran Hobbes tentang jiwa itu pun sejalan dengan ajaran filsafat dasar, sehingga jiwa baginya merupakan kompleks dari proses-proses mekanis di dalam tubuh. Akal bukanlah pembawaan, melainkan hasil perkembangan karena kerajaan. Ikhtiar adalah suatu awal gerak yang kecil. Awal gerak nan kecil ini kalau diarahkan untuk menuju kepada sesuatu disebut dengan keinginan yang sama dengan kasih, jika diarahkan untuk meninggalkan sesuatu disebut keengganan atau keseganan yang sama dengan itu.
TEORI PENGENALAN
            Sebagai penganut empirisme, pengenalan atau pengalaman sebagai Hobbes diperoleh karena pengalaman. Pengalaman adalah awal dari segala pengetahuan, juga awal pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan diteguhkan oleh pengalaman. Segala ilmu pengetahuan diturunkn dari pengalaman. Dengan demikian, hanya pengalamanlah yang memberi jaminan kepastian.
            Berbeda dengan kaum rasionalis, Hobbes memandang bahwa pengenalan dengan akal hanyalah mempunyai fungsi mekanis semata-mata. Karena pengalaman dengan akal mewujudkan suatu proses penjumlahan dan pengurangan. Yang dimaksud dengan pengalaman ialah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan di dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan. Sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lalu.
1.      John Locke (1632-1704)
            Locke termasuk orang yang mengagumi Descartes, tetapi ia tidak menyetujui ajarannya. Bagi Locke, mula-mula rasio manusia harus dianggap sebagai “lembaran kertas putih” (as a white paper) dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Pengalaman ada dua : pengalaman lahiriah (sensation) dan pengalaman batiniah (reflection). Kedua sumber pengalaman ini menghasilkan ide-ide tunggal (simple ideas). Ruh manusia bersifat sama sekali pasif dalam menerima ide-ide tersebut.


2.      George Berkeley (1665-1753)
            Berkeley yang lahir di Irlandia ini menjadi Uskup Anglikan di Cloyne (Irlandia). Sebagai penganut empirisme, Berkeley mencanangkan teori yang dinamakan immaterilisme atas dasar prinsip-prinsip empirisme.
3.      David Hume (1711-1776)
            Menurut para penulis sejarah filsafat, empirisme berpuncak pada David Hume ini, sebab ini menggunakan pinsip-prinsip empirisme dengan cara yang paling radikal. Terutama pengertian substansi dan kausalitas (hubungan sebab-akibat) menjadi objek kritiknya. Ia tidak menerima substansi, sebab yang dialami ialah kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu terdapat bersama-samaa (misalnya, putih, licin, erat, dan sebagainya).
8.      KRITISISME IMMANUEL KANT (1724-1804)
Abad ke-18 di Jerman biasa disebut Aufklarung atau zaman pencerahan yang di Inggris dikenal dengan Enlightenment. Pemberian nama ini dikarenakan pada zaman itu manusia mencari cahaya baru dalam rasionya.
Di inggris pada zaman itu muncul deisme, yaitu suatu pendirian pemikir-pemikir yang sungguh pun menerima adanya Allah, akan tetapi beranggapan bahwa Allah tidak menghiraukan penyelenggarakan dunia. Tokoh zaman pencerahan di sini antara lain Hume yang telah disinggung di atas.
Di Prancis muncul para ensiklopedis, materialis serta tokoh-tokoh seperti, Voltaire (1641-1778), Charles De Montesque (1689-1775) dan Jean Jaqcues Rousseau (1712-1778) yang amat terkenal dengan teori sosialnya (buku-bukunya tahun 1762).
Kristisisme dan ciri-cirinya
Filsafat yang dikenal dengan kritisisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel Kant. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan pengetahuan manusia.
Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam tiga hal :
1.      Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada subjek.
2.      Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu ; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja ;
3.      Menjealaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur Anaximenes priori yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsur aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.
Riwayat Hidup
Immanuel Kant lahir di Konigserg, Prusia Timur, Jerman. Pikiran-pikiran dan tulisan-tulisannya yang sangat penting dan membawa revolusi yang jauh jangkauannya dalam filsafat modern. Ia terpengaruh oleh lahiran Piettisme dari ibunya, tetapi ia hidup dalam zaman Scepticism serta membaca karangan-karangan Voltaire dan Hume.
Kehidupannya sebagai filsuf dibagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra kritis ia menganut pendirian rasionalis yang dilancarkan oleh Wolff dan kawan-kawan.
Tujuan filsafat Kant
Melalui filsafatnya Kant bermaksud memugar sifat objektifitas dunia ilmu pengetahuan. Agar supaya maksud itu terlaksana, orang harus mengindarjan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan sifat sepihak empirisme. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi pembukaan realitas pada diri subjeknya, lepas dari pengalaman. Adapun empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman saja.
Menurut Hume, ada jurang yang lebar antara kebenaran-kebenaran rasio murni dengan realitas dalam dirinya sendiri. Menurut Kant, syarat dasar bagi segala ilmu pengetahuan adalah :
a.       Bersifat umum dan mutlak
b.      Memberi pengetahuan yang baru.
Kritik atas Rasio Murni
Kritisisme Kant dapat dianggap sebagai suatu usaha raksasa untuk mendamaikan rasionalisme dengan empirisme. Rasionalisme mementingkan insur a priori dalam pengenalan, berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman (seperti misalnya ‘’ide-ide bawaan’’ ala Descates). Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti unsur-unsur yang berasal dari pengalaman (seperti Locke yang menganggap rasio sebagai « lembaran putih »-as a white paper-). Menurut Kant kedua-duanya berat sebelah.
Pada Taraf Indera
Di atas sudah dikatakan bahwa pengenalan merupakan sintesa antara unsur apriori dengan unser aposteriori. Unsur apriori memainkan peranan bentuk, dan unsur aposteriori memainkan peranan materi. Menurut Kant unsure apriori itu sudah terdapat pada indera. Ia berpendapat bahwa pengetahuan inderawi selalu ada dua bentuk aprioro yaitu ruang dan waktu.
Pada Taraf Akal Budi
Kant membedakan akal budi Vesrtand dengan Vernunft. Tugas akal budi ialah menciptakan orde antara data-data inderawi. Dengan kata lain, akal budi menciptakan putusan-putusan . pengenalan akal budi juga merupakan sintesa antara bentuk dengan materi.
Menurut Kant ada 12 katagori, tetepi yang terpenting dapat disebut di sini hanya dua katagori saja, yaitu substansi dan kausalitas.
Pada taraf rasio
Tugas Rasio ialah menarik kesimpulan dari keputusan-keputusan. Dengan kata lain, rasio mengadakan argumentasi-argumentasi. Seperti akal budi menggabungkan data-data inderawi dengan mengadakan putusan-putusan, demikian rasio menggabungkan putusan-putusan. Kant memperlihatkan bahwa rasio membentuk argumentasi-argumentasi itu dengan dipimpin oleh tiga ide: jiwa, dunia dan Allah.
Kritik atas rasio Praktis
Rasio dapat menjalankan ilmu pengetahuan, sehingga rasio disebut rasio teoritis atau menurut istilah Kant sendiri rasio murni. Akan tetapi, disamping rasio murni terdapat apa yang disebut rasio praktis, yaitu rasio yang mengatakan apa yang harus kita lakukan; atau dengan kata lain, rasio yang member perintah kepada kehendak kita.
Kanta menyebutkan ketiga postulat drai rasio praktis. Ketiga postulat dimaksud itu ialah :
1.      Kebebasan kehendak
2.      Immoralitas jiwa, dan
3.      Adanya Allah.
Jadi apa yang tidak dapat ditemui atas dasar rasio teoritis haruas diandaikan atas dasar rasio praktis. Tetapi tentang kebebasan kehendak, immoralitas jiwa dan adanya Allah kita semua tidak mempunyai pengetahuan teoritis.
Kritik atas daya Pertimbangan
Pada bagian ini kita bisa menganalisis « kritik ketiga » dari Kant. Dalam kesempatan ini kiranya cukuplah disebutkan problem-problem yang dibentangkan dalam keryanya, Critique of Judgment. Sebagai konsekuensi dari “kritik atas rasio umum” dan “kritik atas rasio praktis” adalah munculnya dua lapangan tersendiri, yaitu: lapangan keperluan mutlak di bidang alam dan lapangan kebebasan di bidang laku manusia.
9.      IDEALISME
Kata idealisme dalam filsafat mempunyai arti yang sangat berbeda dari arti yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari. Kata idealis itu dapat mengandung bebarapa pemgertian, antara lain:
v  Seorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya.
v  Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan sesuatu rencana atau program yang belum ada.
Tiap pemburu sosial adalah seorang idealis dalam arti kedunia ini, karena ia menyokong sesuatu yang belum ada. Mereka yang berusaha mencapai perdamaian abadi atau memutuskan kemiskinan pun dapat dinamakan idealis dalam arti ini. Kata idealis dalam bahasa sehari-hari dapat dipakai sebagai pujian atau olok-olok.
Definisi idealisme
            arti filsafi dari kata idealism ditentukan lebih banyak oleh arti dari kata ide daripada kata ideal. W.E.Hocking, seorang idealis mengatakan bahwa kata idea-ism lebih tepat digunakan daripada idealism. Secara ringkas idealism mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan. Idealism menekankan mind sebagai hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi.
Jenis-jenis Idealisme
            Sejarah idealism cukup berliku-liku dan meluas karena mencakup berbagai teori yang berlainan walupun berkaitan.
1.      Idealisme Subjektif – immaterialisme
            Idealime jenis ini kadang-kadang dinamakan mentalisme atau fenomenalisme. Seorang idealis subjektif akan mengatakan bahwa akal, jiwa dan persepsi-persepsinya atau ide-idenya merupakan segala yang ada, tetapi hanya ada dalam akal yang mempersepsikannya. Idealisme subjektif diawali oleh Berkeley yang lebih suka menamai filsafatnya dengan nama immaterialisme.
2.      Idealisme objektif
            Filsuf idealis yang pertama kali dikenal adalah Plato ia membagi duni dalam dua bagian. 1. Dunia persepsi, dunia penglihatan, suara dan benda-benda individual. 2. Terdapat alam di atas alam benda, yaitu alam konsep, idea, universal, atau esensi yang abadi.
3.      Personalisme atau idealisme personal
            Personalisme muncul sebagai protes terhadap materialisme mekanik dan idealisme monistik. Bagi seorang personalis, realitas dasar itu bukanlah pemikiran yang abstrak atau proses pemikiran yang khusus, akan tetapi seseorang, suatu jiwa atau seseorang pemikir.
Idealisme Hegel (1770-1831)
·        Riwayat Hidup dan Karyanya
            Hegel yang nama lengkapnya George Wilhelm Friedrich Hegel lahir di Stuttagart, jerman pada tanggal 17 Agustus 1770. Ayahnya seorang pegawai rendah bernama George Ludwig hegel dan Ibunya yang tidak terkenal itu bernama Maria Magdalena. Pada usia 7 tahun ia memasuki sekolah latin, kemudian gymnasium. Pada usia 18 tahun sekolah tinggi Teologi tutor, selian mengajar di Yena. Pada usia 41 tahun dia menikah denganMarie von tucher.
·        Karya-karya Hegel
Karya-karya Hegel yang dapat disebutkan disini, antara lain:
1.      Journal ful Philosophie (journal of Philosophy), disusun bersama Scheilling.
2.      Phanomenologie ders geister (The Phenomology of the Spirit)
3.      Logic (the Science of Logic)
4.      Encyclopadie (encyclopadie of the Philosophical Sciences)
5.      Philosophie des Recht  (the Philosophy of Right).
·        Pokok-pokok pikiran (filsafat) Hegel
Tema filsafat hegel adalah Ide mutlak.
1.      Rasio, ide, dan ruh
2.      Dialektika
·        Sejarah
Keberhasilan Hegel amat menonjol dalam menerapkan metode dialektisnya dalam sejarah. Sebagaimana telah dikatakan tadi, bahwa realitas seluruhnya sebagai proses yaitu sadarnya ruh absolute. Dengan munculya manusia, ruh sudah menjadi sadar akan dirinya sendiri. Proses penyadaran ini berlangsung terus dalam sejarah, hingga akhirnya mencapai titik penghabisan.
10.  POSITIVISME
1.      Pengertian positivisme
Positivisme berasal dari kata “ positif”. Kata positif dsini sama artinya dengan faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta.


2.      Tiga zaman perkembangan pemikiran manusia
Titik tolak ajaran Comte yang terkenal adalah tanggapannya atas perkembangan manusia, baik perorangan maupun umat manusia secara keseluruhan, melalui tiga zaman.
1)      Zaman teologis
2)      Zaman Metafisis
3)      Zaman positif
3.      Susunan ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan tidak semuanya mencapai kematangan yang sama pada saat yang bersamaan.
Altruisme
      Merupakan ajaran Comte yang merupakan kelanjutan dari ajarannya tentang tiga zaman. Altruisme diartikan sebagai menyerahkan diri kepada keseluruhan masyarakat.

11.  EVOLUSIONISME (TEORI EVOLUSI)
1.      Pengertian
Evolusionisme atau teori evolusi adalah suatu interpretasi tentang bagaimana proses perkembangan segala bentuk kehidupan, baik evolusi dalam arti biologi maupun evolusi dalam arti evolusi organik.
2.      Charles R. Darwin (1809-1882)
Darwin adalah seorang ahli pengetahuan alam (naturalisme) berkebangsaan Inggris. Teorinya tentang evolusi organik melewati seleksi alamiah telah menyebabkan perubahan besar dalam sains biologi, filsafat dan pemikiran keagamaannya.
3.      Kesalahtafsiran tentang manusia
Untuk memahami evolusi, kita harus menjauhkan diri dari kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan tentang manusia yang sering terjadi.
1.         Teori evolusi tidak berarti atau mengandung arti bahwa semua bentuk yang hidup cenderung mengarah kepada manusia atau bahwa jenis yang ada itu tentu akan menjadi jenis lain.
2.         Evolusi tidak sama dengan Darwinisme
3.         Teori evolusi bukanlah keterangan tentang watak dan asal dari kehidupan itu sendiri.
4.         Teori evolusi tidak seharusnya mengingkari agama atau kepercayaan kepada Tuhan.

12.  MATERIALISME
·        Naturalisme
            Adalah teori yang menerima natura sebagai keseluruhan realitas. Istilah natura telah dipakai dalam filsafat dengan macam-macam arti. Dari dunia fisika yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada system total dari fenomena-fenomena ruang dan waktu.



·        Materialisme
            Adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan bergerak merupakan unsur-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran.
·        Materialisme mekanik
            Adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengtur materi dan gerak.

13.  PRAGMATISME
            Adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis.
a.       William James (1842-1910)
b.      John dewey (1859-1952)
14.  FILSAFAT HIDUP HENRI BERGSON
            Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad kedua puluh berkembang dengan cepat serta membawa pada akibat pada perkembangan industrialisasi yang begitu cepat pula.
            Bebrapa buah pikiran Bergson yang akan kita singgung dalam kesempatan ini adalah tentang hidup, naluri, akal, intuisi, manusia, dan agama.
15.  FENOMENOLOGI
            Kata fenomonologi berasal dari kata Yunani, Phenomenon, yaitu sesuatu yang tampak yang terlihat karena bercakupan. Jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomena atau segala sesuatu yang menampakkan diri.
            Tokoh fenomenologi adalah Edmund Husserl (1859-1938)
Ada tiga reduksi yanga ditempuh untuk mencapai realitas fenomena dalam pendekatan fenomenologi, yaitu :
1.      Reduksi fenomenologis
2.      Reduksi eidetis
3.      Reduksi fenomenologi transedental
16.  SEKULARISME
            Adalah suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam berbagaI aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika sehingga bersifat duniawi belaka. Pendiri sekularisme adalah George Jacob Holyoake (1817-1906). Prinsipnya ialah mencari kemajuan manusia dengan alat materi semata-mata. Etika dasarnya adalah kebenaran ilmiah, kebenaran bersifat sekuler, tanpa ada kaitan dengan agama dan metafisika.
            Agama dalam paham sekularisme adalah suatu yang berdiri sendiri. Cirinya toleransi .
17.  FILSAFAT ISLAM
1.      Filsafat ketuhanan
2.      Filsafat Jawa
3.      Golongan manusi

0 komentar:

Posting Komentar

Romi Syahrurrohim. Diberdayakan oleh Blogger.