About

Kamis, 29 Januari 2015

Hakikat Belajar Dan Pembelajaran



Hakikat Belajar Dan Pembelajaran
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirahim
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas segala  Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Hakikat Belajar dan Pembelajaran”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Rasul, yakni  Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya serta pengikut sampai akhir zaman.
Makalah Belajar dan Pembelajaran  tentang ini, terutama sekali dimaksudkan untuk menjadi salah satu bahan bacaan dan memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Dalam penyusunan makalah ini ucapan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang membantu baik secara moril maupun materil.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kata sempurna. Atas segala kekurangan dan kekhilafan, kiranya para pembaca berkenan untuk menyampaikan saran dan kritik konstruktif demi kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang. Amin ya Rabbal’Alamiin.


Bandung,    Desember 2014


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Saat ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan tersebut dapat dimulai dari pendidikan usia dini, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi.
Peranan pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi tidaklah mudah. Pendidikan selalu menghadapi tantangan yang berat dalam proses pelaksanaannya. Masalah mutu adalah salah satu tantangan terbesar dalam bidang pendidikan. Mendidik anak mulai dari nol hingga mamperoleh pengetahuan yang bermutu kemudian mempertahankan mutu tersebut sangatlah sulit. Dengan demikian diperlukan perhatian yang intensif dalam pelaksanaan proses pendidikan tersebut. Dan jika  kita berbicara proses maka pasti berkaitan dengan belajar.
Proses belajar pada hakikatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan diri adanya gelaja-gejala perubahan perilaku yang tampak.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan makalah berjudul “ hakikat belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjalas pengertian dan hakikat dari belajar dan pembelajaran itu sendiri.
B.     Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan penulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa hakikat belajar ?
2.      Apa hakikat pembelajaran ?
3.      Bagaimana Hubungan antara Belajar dan Pembelajaran ?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Belajar
1.      Pengertian Belajar
1)      Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia :
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
2)      Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
1.             James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2.             Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
3.             Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
4.             Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
5.             Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
6.             Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
7.             R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku
8.             Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln
9.             Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
10.         Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
11.         Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
12.         Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
13.         Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “ perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada kenyataan tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat yang jatuh dari atas loteng, ini tidak bias disebut perubahan hasil dari belajar.
Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek, aspek-aspek tersebut adalah :(1) Bertambahnya jumlah pengetahuan, (2) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi, (3) ada penerapan pengetahuan, (4) menyimpulkan makna, (5) menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan (6) adanya perubahan sebagai pribadi.

2.       Ciri-Ciri Belajar
Ciri ciri belajar sebagai berikut :
a.       Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior)
b.      Perubahan prilaku relative permanent
c.       Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan prilaku tersebut bersifat potensial.
d.      Pengamalan atau pelatihan itu dapat memberi pengetahuan sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.(Drs.H.Baharuddin,M.Pd.I: 2008)
1)      Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1.      Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2.      Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3.      Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4.      Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1.         Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
     Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
2.         Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3.         Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
4.         Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5.         Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6.         Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
7.         Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

8.         Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1.             Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2.             Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3.             Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
4.             Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5.             Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.


Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :
1.             Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2.             Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
3.             Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.
4.             Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.
5.             Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
6.              Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7.             Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8.             Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.
9.             Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.


Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:
1.             Adanya dorongan rasa ingin tahu
2.             Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3.             Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4.             Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5.             Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6.             Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7.             Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8.             Untuk mengisi waktu luang
3.      Unsur unsur Belajar
Cronbach (1954) dalam Nana syaodih sukmadinata (2007) mengemukakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yaitu:
a.       Tujuan, karena ada sesuatu  yang ingin dicapai.
b.      Kesiapan,
c.       Situasi,
d.      Interpretasi, yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.
e.       Respons,
f.       Konsekuensi,
g.      Reaksi terhadap kegagalan.
4.      Tujuan Belajar
Menurut hemat tujuan Belajar adalah sebagai berikut:
1.      Pengumpulan pengetahuan
2.      Penanaman konsep dan kecekatan
3.      Pembentukan sikap dan perbuatan.

5.      Jenis - Jenis Belajar
a.       Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar:
1.             Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon. Dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2.             Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
3.             Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4.             Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5.             Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6.             Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7.             Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8.             Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut
b.      Menurut Bloom
Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut Bloom ada tiga domain belajar yaitu
1.             Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:
1)      Pengetahuan (Knowledge)
2)      Pemahaman (Comprehension).
3)      Penerapan (Aplication)
4)      Penguraian (Analysis).
5)      Memadukan (Synthesis)
6)       Penilaian (Evaluation).
2.             Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:Penerimaan (receiving/attending).
a)      Sambutan (responding).
b)      Penilaian (valuing).
c)      Pengorganisasian (organization).
d)     Karakterisasi (characterization)
3.             Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:
1.      Kesiapan (set)
2.      Meniru (imitation)
3.      Membiasakan (habitual)
4.      Adaptasi (adaption)
4.      Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Ada 8 prinsip belajar yang perlu di ketahui, sebagai berikut:
1.      Belajar perlu memiliki pengalaman dasar.
2.      Belajar harus bertujuan yang jelas dan terarah.
3.      Belajar memerlukan situasi yang problematis.
4.      Belajar harus memiliki tekat dan kemauan yang keras dan tidak mudah putus asa.
5.      Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan.
6.      Belajar memerlukan latihan.
7.      Belajar memerlukan metode yang tepat.
8.      Belajar memebutuhkan waktu dan tempat yang tepat.( M. Sobry Sutikno:2007 )
5.      Tipe-tipe belajar
Ada 2 dimensi tipe-tipe belajar, yaitu:;
1.      Dimensi menerima (reception learning) dan menemukan (discovery learning)
2.      Dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna (meaning learning)

B.     HAKIKAT PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
a.      Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia :
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
b.      Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli :
1.             Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
2.             Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
3.             Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4.             Menurut Dimyati dan Mudjiono, (1999) mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditunjukan untuk membelajarkan  siswa. Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana  dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Kesimpulannya pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Lindgren (1976), menyebutkan bahwa focus system pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu: (1) Siswa, (2) proses Belajar , (3) Situasi belajar.
2.      Ciri-Ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
1.      merupakan upaya sadar dan disengaja
2.      pembelajaran harus membuat siswa belajar
3.      tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4.      pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya
3.      Prinsip-prinsip Pembelajaran
Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut:
a.       Respons-respons baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respons yang terjadi sebelumnya.
b.      Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respons, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda di lingkungan siswa.
c.       Perilaku yang ditimbulkan oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurangnya frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
d.      Belajar yang berbentuk respons terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
e.       Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
f.       Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar.
g.      Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.
h.      Kebutuhan memecahkan materi yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu model.
i.        Keterampilan tingkat tinggi terbentuknya dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
j.        Belajar akan lebih cepat, efisien dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilanny dan cara meningkatkannya.
k.      Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat.
l.        Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisaikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respons yang benar.

C.    Hubungan antara belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dalam kahidupan manusia. Sejak lahir manusia telah melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Karena belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku pada individu khususnya siswa menuju arah yang lebih baik. perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja teapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor). Belajar juga merupakan sarana untuk mengoptimalkan potensi yang dimilki oleh siswa. Pengoptimalkan potensi ini dapat dilakukan dengan pembelajaran. Pembelajaran mengkondisikan siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pada hakikatnya belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar itu sendiri ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Menurut Gagne dan Briggs (1988), perubahan tingkah laku dalam proses belajar menghasilkan aspek perubahan seperti kemampuan membedakan, konsep kongkrit, konsep terdefinisi, nilai, nilai/aturan tingkat tinggi, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan motorik. Misalnya, sebelum belajar mereka kurang begitu terampil, dan setelah belajar mereka menjadi sangat terampil dan sebagainya.
Pembelajaran dan belajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi karena belajar merupakan salah satu bagian dari kagiatan pembelajaran, sedangkan pembelajaran itu sendiri merupakan usaha untuk menciptakan pengalaman belajar pada siswa karena pembelajaran itu sendiri merupakan usaha untuk menciptakan pengalaman belajar pada siswa karena pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Jadi belajar dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat dan keduanya tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfalitasi dan mendukung guna meningkatkan intensitas dan kualitas belajar peserta didik. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pada siswa. Dan belajar merupakan proses yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
PEMBELAJARAN, PENGAJARAN, PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR
       Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991)
       Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
       Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran.
       Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.
Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran:
NO
Pengajaran
Pembelajaran
1
Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengajar   
Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar
2
Tujuannya menyampaikan informasi kepada si belajar
Tujuannya agar terjadi belajar pada diri siswa
3
Merupakan salah satu penerapan strategi pembelajaran
Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi untuk keperluan belajar
4
Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru atau pengajar
Kegiatan belajar dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru



BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
Skiner (1973) mengartikan Belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
M. Sobry Sutikno dalam bukunya menuju pendidikan bermutu (2004), mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “ perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada kenyataan tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, kaki seseorang patah karena terkena benda yang berat yang jatuh dari atas loteng, ini tidak bias disebut perubahan hasil dari belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, (1999) mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditunjukan untuk membelajarkan  siswa. Pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana  dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Kesimpulannya pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa.
Lindgren (1976), menyebutkan bahwa focus system pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu: (1) Siswa, (2) proses Belajar , (3) Situasi belajar.






DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin.
2008    Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Yogjakarta
Dimyati.
2006    Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Eveline Siregar.
2010    Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor.
M. Sobry Sutikno.
2007    Belajar dan Pembelajaran. Prospect, Bandung
Pupuh Fathurrohman.
2007    Strategi Belajar dan Pembelajaran, Refika Aditama, Bandung.

0 komentar:

Posting Komentar

Romi Syahrurrohim. Diberdayakan oleh Blogger.