BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari
antropologi, kita pasti menemukan suatu sub materi atau suatu permasalahan yang
timbul karena manusia. Sebab antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia,
jadi bisa dikatakan kita itu sedang mempelajari diri kita sendiri selaku
manusia. Baik dalam segi genus, ras, organime, dll.
Didalam makalah ini
kami selaku pemateri sekaligus penulis merasa perlu untuk mempelajari lebih
dalam sub materi “Aneka Ragam Manusia dan Organisme”. Karna didalam materi ini
terdapat penjelasan tentang ras atau golongan atau kelompok dalam kehidupan
manusia yang dilihat dari unsur fisik (tubuh) seperti warna rambut, warna
kulit, dan bentuk rambut.
Senada
dengan pendapat Koentjraningrat, ras adalah
suatu golongan manusia yang menunjukan berbagai ciri tubuh tertentu dengan
suatu frekuensi yang besar(bersifat jasmani). Atau Gill dan Gilbert,
ras merupakan pengertian biologis yang merupakan sekumpulan orang yang dapat
dibedakan menurut karakterisik fisik yang dihasilkan melalui proses
reproduksi.”
Dan adapun
contoh-contoh rasa tau suatu golongan di dunia ini yaitu:.
ü AUSTRALOID
ü MONGOLOID
ü CAUCASOID
ü NEGROID
ü RAS-RAS KHUSUS
B.
MASALAH
1.
Apa Pengertian Ras menurut
para ahli ?
2.
Apa yang dimaksud kesalah pahaman konsep Ras ?
3.
Apa metode-metode yang digunakan dalam
pengklasifikasian Ras ?
4.
Apa yang dimaksud klasifikasi aneka Ras manusia?
5.
Apa itu organisme manusia ?
BAB II
Pembahasan
A.
ANEKA RAGAM (WARNA) MANUSIA
1.
Pengertian
Ras menurut para ahli
Disini ada
beberapa pengertian atau definisi mengenai ras menurut para ahli, yaitu
diantaranya:
a.
Koentjraningrat, ras adalah
suatu golongan manusia yang menunjukan berbagai ciri tubuh tertentu dengan
suatu frekuensi yang besar(bersifat jasmani).
b.
Gill dan Gilbert,
ras merupakan pengertian biologis yang merupakan sekumpulan orang yang dapat
dibedakan menurut karakterisik fisik yang dihasilkan melalui proses reproduksi.
c.
Daljoeni , Ras adalah
ü Suatu kategori tertentu dari seseorang yang biasa, superior maupun
inferior, yang ditandai oleh karakteristik fisik, seperti warna kulit, tekstur
rambut dan lipatan mata.
ü Pengelompokan manusia berdasarkan karakteristik biologis, missal:
kaukasoid, mongoloid, negroid, australoid dan Indian.
d.
Banton (1967) ras merupakan
suatu tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar untuk menetapkan peran
yang berbeda-beda. Pengertian ras ini menyangkut aspek biologis (cirri fisik,
warna kulit, bentuk tubuh dll) dan aspek social (menyangkut peran dan kebiasaan
yang dilakukan)
e.
Grosse, ras adalah
segolongan manusia yang merupakan kesatuan karena memiliki kesamaan sifat
jasmani dan rohani yang diturunkan, sehingga dapat dibedakan dengan kesatuan
yang lain.
f.
Kohlbrugge, ras adalah
segolongan manusia yang memiliki kesamaan ciri-ciri jamani karena diturunkan,
sedangkan ciri- kerohaniannya tidak diperhitungkan.
g.
Haldane, ras adalah
sebuah kelompok yang berbagi kesamaan satu set karakter tertentu fisik bawaan
dan asal geografis dalam area tertentu itu.
h.
Horton dan Hunt (1987) ras
adalah suatu kelompok manusia yang agak berbeda dengan kelompok-kelompok
lainnya dari segi ciri fisik bawaan.
i.
Dun dan Dobhansky, ras
adalah populasi yang dibedakan oleh persamaan gen/ kategori individu secara
turun-temurun yang memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu, ras memiliki
pengertian secara biologis dan fisik, serta idak termasuk sifat-sifat
budayanya.
2.
Salah
Paham mengenai Konsep Ras
Manusia
sebagai mahluk yang hidup dalam berbagai macam lingkungan alam di seluruh muka
bumi menunjukan beragam ciri-ciri fisik yang tampak nyata. Ciri-ciri lahir
seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk bagian-bagian wajah, dan
sebagainya menyebabkan timbulnya pengertian “ras” atau golongan manusia yang
berdasarkan berbagai ciri fisik secara umum.
Dalam
sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam ciri fisik manusia itu telah
banyak menyebabkan kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham besar
yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah paham itu mengacaukan
ciri-ciri ras (yang sebenarnya harus dikhususkan pada ciri-ciri jasmani
semata-mata), dengan ciri-ciri rohani
dan lebih dari itu, salah paham tadi memberi penilaian tinggi rendah kepada
ras-ras berdasarkan perbedaan tinggi rendah rohani dari ras-ras itu. Dengan
demikian timbul masalah, misalnya anggapan bahwa ras Caucasoid atau ras kulit
putih, lebih kuat daripada ras-ras lainnya. tetapi lebih dari itu ada anggapan
bahwa ras kulit putih pada dasarnya juga lebih pandai, lebih maju, lebih
luhur,pendek kata bisa dibilang lebih tinggi rohaninya daripada ras-ras
lainnya. Anggapan salah ini timbul bersama-sama dengan perkembangan kekuasaan
bangsa-bangsa Eropa (yang kebetulan semuanya berasal dari ras ”kulit putih”
itu) terhadap bangsa-bangsa lain di luar Eropa (yang kebetulan untuk sebagian
besar bukan berasal dari ras kulit putih) dan kejadian ini dipraktikan ke dalam
suatu gejala social yang terdapat di banyak Negara di dunia sampai sekarang,
yaitu gejala diskriminasi ras.
3.
Metode-Metode
Untuk mengklasifikasikan Aneka Ras Manusia
Untuk
mengklasifikasikan aneka warna ras manusia di dunia, para sarjana terutama memperhatikan
ciri lahir (ciri morfologi) yang terdapat pada tubuh individu. Ciri-ciri
morfologi itu yang dalam praktik merupakan ciri-ciri fenotipe, terdiri dari dua
golongan, yaitu: 1) ciri-ciri kualitatif (warna kulit, bentuk rambut, dsb.),
dan 2) ciri-ciri kuantitatif (seperti berat badan, ukuran badan, index
cepbalicus dsb). Untuk mengukur ciri kuantitatif tadi secara teliti, dalam ilmu
antropologi fisik telah berkembang metode-metode pengukuran yang selalu
dipertajam dan yang disebut metode-metode antropometri. Selain ciri morfologi,
ada juga metode yang mengklasifikasikan aneka ras dengan filogenik. Metode ini
tidak hanya menggambarkan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antar
ras, tetapi juga menggambarkan hubungan asal-usul antar ras serta
percabangannya. Untuk membangun suatu klasfikasi berdasarkan filogenik,
diperlukan pengetahuan mengenai ciri-ciri genotipe. Ciri-ciri genotipe dapat
diketahui pada gen yang tidak mudah diubah oleh pengaruh proses-proses mutasi,
seleksi, dan sebagainya. Seperti gen untuk golongan darah, gen untuk tipedarah,
dan lainnya.
4.
Klasifikasi
Aneka Ras Manusia
Semua
klasifikasi yang berasal dari para sarjana terkenal masih berdasarkan
metode-metode morfologikal yang lama karena metode klasifikasi baru yang
berdasarkan frekuensi gen masih dalam taraf pengembangan dan belum dilakukan
secara luas. Para sarjana tersebut mempergunakan salah satu ciri tertentu
sebagai dasar klasifikasinya, seperti klasifikasi Carolus Linnaeus (1725) yang
mempergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya, klasifikasi J.F.blumenbach
(1755) yang mengkombinasikan ciri-ciri morfologi dengan geografi dalam
sistemnya, klasifikasi J. Deniker (1889) yang memakai warna dan bentuk rambut
sebagai ciri terpenting dalam sistemnya. Selain itu, metode-metode yang mempergunakan
unsur-unsur filogenik baru tampak sekitar 30 tahun yang lalu, dan yang paling terkenal
adalah metode E. Von Eickstedt dan metode E.A. Hooton.
Berikut
ini suatu klasifikasi yang berasal dari A.L. Kroeber, yang tampak secara jelas,
dengan secara garis besar penggolongan ras-ras yang terpenting di dunia dan
hubungannya satu sama lain sebagai berikut:
1)
AUSTRALOID
Istilah "ras Australoid"
pernah dipakai dulu untuk menunjuk fenotipe umum dari sebagian besar penghuni
bagian selatan India, Sri Lanka,
beberapa kelompok di Asia
Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia. Di
Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina dulu dimasukkan dalam "ras" tersebut,
yang diperkirakan tersebar di seluruh kepulauan Asia Tenggara.
Dari segi fenotipe ciri khas utama "ras
Australoid" ialah rambut keriting hitam dan kulit hitam. Namun di
Australia, ada anggota "ras Australoid" yang berambut pirang dan
tidak keriting tapi lurus. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu
hitam bahkan menjurus putih. Pakar genetika asal Itali Luigi Luca Cavalli-Sforza telah membuktikan bahwa membagi manusia dalam "ras" adalah suatu
usaha yang sia-sia. Dengan demikian, dari segi biologi, istilah
seperti "ras Australoid" dan pada umumnya, "ras manusia",
tidak dianggap lagi.Fenotipe seseorang
ditentukan oleh hanya sejumlah kecil gen. Secara biologis,
hanya ada satu ras manusia, yaitu Homo sapiens.
2)
MONGOLOID
ü Asiatic
Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia
Timur)
ü Malayan
Mongoloid (Asia Tenggara, Kepulauan
Indonesia, Malaysia, Filifina dan penduduk asli Taiwan)
ü American
Mongoloid ( penduduk asli Benua Amerika Utara
dan Selatan, orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di
Amerika Selatan)
3)
CAUCASOID
ü Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
ü Alpine ( Eropa Tengah dan Timur)
ü Mediterranean ( Penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan
Iran)
ü Indic (Pakistan, India, Bangladesh dan SriLanka)
4)
NEGROID
ü African
Negroid (Benua Afrika)
ü Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu dan Filipina)
ü Melanesian (Papua/Melanesia)
5)
RAS-RAS
KHUSUS
ü Bushman ( di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)
ü Veddoid
( di pedalaman SriLanka dan Sulawesi Selatan)
ü Polynesian ( di Kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
ü Ainu (di Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara)
B.
ORGANISME MANUSIA
1.
Perbedaan
Organ Manusia dan Organ Binatang
Manusia
adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang secara
biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang
berkelompok yang lain. Walaupun demikian otak manusia telah berevolusi, otak
manusia telah dikembangkan oleh bahasa tetapi juga mengembangkan bahasa. Bahasa
menyebabkan manusia tidak hanya dapat belajar secara kongkret suatu peristiwa yang
bersangkutan dengan keadaan-keadaan tadi, tetapi juga secara abstrak tanpa
menyelami sendiri peristiwa tersebut.
Dengan
demikian bahasa manusia itu mengabstraksikan dan menyimpan tiap pengetahuan
baru ke dalam lambang vocal atau kata-kata baru, yang makin lama makin menjadi
banyak jumlahnya. Dengan bahasa pula, pengetahuan manusia selama berpuluh-puluh
ribu generasi sejak zaman mahluk induk Australopitcheus berkeliaran di
daerah-daerah sabana di Afrika selatan hingga sekarang itu. Kemampuan organismenya
memang terbatas jika di bandingkan dengan mahluk lain. Kemampuan dari pada
semua panca inderanya menyebabkan bahwa ia tidak dapat lari, loncat, memanjat
pohon, menyelam dalam air ataupun terbang, tapi walaupun demikian kapasitas
otaknya yang unggul yang berupa akal, menyebabkanya dapat mengembangkan system
pengetahuan yang menjadi dasar dari kemampuannya untuk membuat macam-macam alat
hidup seperti senjata, alat-alat produksi, alat-alat berlindung, alat-alat
transport dan sebagainya serta sumber-sumber energy lain. Peralatan hidup dan
system tekhnologi manusia inilah yang menjadi penyambung dari keterbatasan
kemampuano rganismenya.
Dengan
adanya pengaturan antara individu-individu dalam kelompok dan dengan adanya
peralatan hidup, maka cara mahluk manusia mencari dan memproduksi pangannya
dilakukan juga dengan system-sistem tertentu di mana terdapat pembagian kerja
antara berbagai tahap atau tekhnik memproduksi pangan dan peralatan hidupnya.
Dengan demikian manusia sejak dahulu kala telah menciptakan atau memiliki
system dalam hal mata pencaharian hidupnya, yaitu system ekonomi. Kemampuan
otak manusia untuk membentuk gagasan dari konsep-konsep dalam akalnya menyebabakan
bahwa manusia dapat membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri,
lepas dari lingkungan dan alam sekelilingnya. Kemampuan ini merupakan dasar
dari kesadaran identitas diri dan kesadaran kepribadian diri sendiri. Sudah
tentu banyak binatang yang mempunyai identitas diri, namun kesadaran itu tidak
setajam yang dimiliki manusia, karena manusia juga mempunyai kemampuan untuk
membayangkan dengan akalnya peristiwa-peristiwa yang mungkin dapat terjadi
terhadapnya, baik yang bahagia dan menyenangkan, maupun yang sengsara dan
menakutkan, rasa takut terbesar adalah rasa takut terhadap peristiwa yang ia
sadari pasti akan terjadi padanya, ialah tibanya maut. Kesadaran akan tibanya
maut inilah yang merupakan salah satu sebab timbulnya suatu unsur penting dalam
kehidupan manusia, yaitu religi.
Akhirnya,
kehidupan organism manusia juga berbeda dengan kehidupan organism binatang
dengan adanya pula penyambung hasrat alamiah intik keindahan. Sejumlah organism
jenis-jenis binatang lain memang juga mencetuskan berbagai reaksi terhadap warna,
bentuk dan irama bunyi yang indah, tetapi akal makhluk manusia yang mengadakan
suatu reaksi yang sadar dan kreatif sehingga menjadi suatu unnsur khas dalam
hidupnya, yaitu kesenian.
BAB III
KESIMPULAN
Sesuai dengan pemaparan materi diatas, maka
dapat kami simpulkan sebagai berikut:
Adapun definisi menurut Koentjraningrat, ras
adalah suatu golongan manusia yang menunjukan berbagai ciri tubuh tertentu
dengan suatu frekuensi yang besar(bersifat jasmani).
Di dalam bab aneka ragam manusia ini di
jelaskan pula tentang:
1.
Salah
Paham mengenai Konsep Ras
2.
Metode-Metode
Untuk mengklasifikasikan Aneka Ras Manusia
Di dalam
penjelasan metode-metode ini, di jelaskan bahwa untuk mengklasifikasikan aneka
warna ras manusia di dunia, para sarjana terutama memperhatikan ciri lahir
(ciri morfologi) yang terdapat pada tubuh individu. Ciri-ciri morfologi itu
yang dalam praktik merupakan ciri-ciri fenotipe, terdiri dari dua golongan,
yaitu: 1) ciri-ciri kualitatif (warna kulit, bentuk rambut, dsb.), dan 2)
ciri-ciri kuantitatif (seperti berat badan, ukuran badan, index cepbalicus dsb)
3.
Klasifikasi
Aneka Ras Manusia
Di dalam
penjelasan Klasifikasi Aneka Ras Manusia ini, ada sebuah contoh
pengklasifikasian yang berasal dari A.L. Kroeber, yang tampak secara jelas dan
garis besar penggolongan ras-ras yang terpenting di dunia dan hubungannya satu
sama lain, yaitu:
a.
AUSTRALOID
b.
MONGOLOID
c.
CAUCASOID
d.
NEGROID
e.
RAS-RAS
KHUSUS
Serta
di dalam makalah ini juga dijelaskan secara singkat tentang organisme manusia,
yang di dalamnya menjelaskan perbandingan tentang perbedaan organisme manusia
dan hewan ataupun makhluk hidup lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Demas, 2011. ”Pengertian Ras Menurut Para Ahli”. Dalam
http://blogbaru-demas.blogspot.com/2011/08/pengertian-ras-menurut-para-ahli.html Diunduh Pada Tanggal 18 Maret 2013, pukul 19.30 WIB
Koentjaraningrat.2009. “Pengantar Ilmu Antropologi”. Jakarta.PT
RINEKA CIPTA.
0 komentar:
Posting Komentar