BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada jaman sekarang ini Televisi merupakan media massa
elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan
mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan.
Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat
pemirsanya, dan membuat pemirsannya ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. bahkan bagi
anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
aktivitas kesehariannya, bahkan acara “nonton tv” sudah menjadi agenda wajib bagi mereka.
Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari
infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film
yang berbau kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya (anak-anak,
remaja dan orang tua) untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas
sedemikian rupa, dan di bubuhi dengan assesories-assesories yang menarik, sehingga membuat pemirsanya
terkagum-kagum dengan acara yang disajikan. Tidak jarang sekarang ini banyak
anak-anak lebih suka berlama-lama didepan televisi dari pada belajar, bahkan
hampir-hampir lupa akan waktu makannya. Ini merupakan suatu problematika yang
terjadi dilingkungan kita sekarang ini, dan perlu perhatian khusus bagi setiap
orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya.
Tidak dipungkiri, dengan adanya media massa televisi ini,
banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil. Dimana
kita akan dengan cepat memperoleh informasi-informasi terbaru yang terjadi
dimana pun dan belahan dunia manapun. Dengan adanya televisi akan mempermudah
suatu perusahaan atau badan usaha untuk mempromosikan produk-produknya,
sehingga konsumen mengetahui dan dapat dengan mudah mencari produk tersebut,
serta masih banyak lagi keuntungan-keuntungan yang dapat kita peroleh dengan
adanya media televisi.
Jika kita kaji lebih jauh sebenarnya media massa televisi
mempunyai fungsi utama yang selalu harus diperhatikan yaitu fungsi informatif,
edukatif, rekreatif dan sebagai sarana mensosialisasikan nilai-nilai atau
pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun yang baru. Namun jika kita lihat
kenyataannya sekarang ini, acara-acara televisi lebih kepada fungsi informatif
dan rekreatif saja, sedangkan fungsi edukatif yang merupakan fungsi yang sangat
penting untuk disampaikan, sangat sedikit sekali. Hal ini bisa kita lihat dari
susunan acara-acara televisi, kebanyakan hanya acara-acara sinetron dan
infotainment saja. Sedangkan acara-acara yang mengarah kepada edukatif atau
pendidikan sangat kecil sekali frekuensinya.
Dwyer menyimpulkan, media
audio visual, TV mampu merebut 94% saluran masuknya pesan – pesan atau
informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu untuk
membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar
dilayar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan
ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV setelah 3 jam kemudian dan 65%
setelah 3 hari kemudian. Dengan demikian terutama bagi anak-anak yang pada umumnya
selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak menutup kemungkinan perilaku dan
sikap anak tesebut akan mengikuti acara televisi yang ia tonton. Apabila yang
ia tonton merupakan acara yang lebih kepada eduatif, maka akan bisa memberikan
dampak positif tetapi jika yang ia tonton lebih kepada hal yang tidak memiliki
arti bahkan yang mengandung unsur-unsur negatif atau penyimpangan bahkan sampai
kepada kekerasan, maka hal ini akan memberikan dampak yang negatif pula
terhadap prilaku anak yang menonton acara televisi tersebut. Oleh sebab itu, sudah seharusnya setiap orang tua
mengawasi acara televisi yang menjadi tontonan anaknya dan sehingga dapat
melakukan proteksi tehadap dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh acara
televisi tesebut.
B.
Rumusan Masalah
- Bagaimana peranan orang tua dalam mengatasi dampak televisi terhadap anak?
- Apa dampak negatif acara televisi terhadap anak?
- hal apa yang bisa dilakukan orang tua dalam mengatasi dampak negatif dari televisi?
C.
Tujuan
- Untuk mengetahui peranan orang tua dalam mengatasi dampak televisi terhadap anak.
- Untuk mengetahui apa saja dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh televisi
- Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan orang tua untuk mengatasi dampak negatif dari acara televisi..
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
orang tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk
sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak
untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian
keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besa
telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
Dengan demikian pengertian keluarga sendiri adalah:
1. Vembriarto (1993: 33) mengatakan bahwa keluarga adalah
kelompok sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
2. Pujo Suwarno (1994: 11), keluarga adalah suatu ikatan
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan
jenis, seorang laki-laki dan seorang perempuan yang tidak sendirian atau dengan
anak-anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.
3. Tirtaraharja (1995: 50) keluarga diartikan sebagai kelompok primer yang terdiri atas sejumlah orang,
karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti
(nuclear family) yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak.
Dari beberapa pedapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah suatu persekutuan hidup yang diikat oleh perkawinan, hubungan
darah atau adopsi. Didalamnya terdapat ayah, ibu dan beberapa anak (keluarga
inti) serta kakek-nenek atau yang lain (keluarga diperbesar).
B.
Peranan
Orang Tua
Menurut Gunarsa ( 1995 :
31 – 38) dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua individu yang
memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu, secara umum peran
kedua individu tersebut adalah :
Ø Peran ibu adalah :
1) memenuhi kebutuhan biologis dan fisik
2) merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan
konsisten
3) mendidik, mengatur dan mengendalikan anak
4) menjadi contoh dan teladan bagi anak
Ø Peran ayah adalah :
1) ayah sebagai pencari nafkah
2) ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi
rasa aman
3) ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak
4) ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas,
bijaksana, mengasihikeluarga.
Dari penjabaran mengenai peranan orang tua diatas, dapat
disimpulkan betapa besarnya peranan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya,
mendidik, mengendalikan anaknya
serta menjadi teladan bagi anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh
terhadap perkembangan anaknya dan segala aktivitas anaknya serta harus bisa
membimbing, mengawasi dan mengarahkan untuk melakukan kebaikan sesuai dengan
kepercayaan (agama) yang dianutnya dan norma yang berlaku dimasyarakat.
C.
Dampak
Televisi Terhadap Anak
Televisi merupakan media
massa elektronik yang sangat digemari hampir disegala jenjang usia, baik oleh
anak-anak remaja maupun orang dewasa sekalipun. Menonton acara televisi
sebenarnya sangat baik bagi anak-anak, remaja dan orang dewasa, dengan catatan
apabila menonton televisi tersebut tidak berlebihan, acara yang ditonton sesuai
dengan usia, dan bagi anak-anak adanya kontrol/pengawasan dari orang tua. Namun
kenyataan yang terjadi, banyak dari anak-anak menonton acara yang seharusnya
belum pantas untuk ia saksikan serta kebiasaan menonton televisi telah menjadi
kebiasaan yang berlebihan tampa diikuti dengan sikap yang kreatif, bahkan bisa
menyebabkan anak bersikap pasif.
Bagi anak-anak, kebiasaan
menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak-anak terhadap
buku, serta masih banyak lagi dampak negatif lainnya jika dibandingkan dampak
positifnya yang hanya sedikit sekali. Anak-anak cenderung lebih senang
berlama-lama didepan televisi dibandingan harus belajar, atau membaca buku.
Jika kita melihat
acara-acara yang disajika oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan
tidak mendidik malahan bisa dakatakan berbahaya bagi anak-anak untuk di tonton.
Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan
pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap
orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih
banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggrogoti anak-anak yang masih
belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi
itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus
mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari
hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menonton televisi yang
berlebihan.
Dibawah ini dicantumkan data mengenai fakta tentang pertelevisian Indonesia :
- tahun 2002 jam tonton televisi anak-anak 30-35 jam/hari atau 1.560 – 1.820 jam/tahun, sedangkan jam belajar SD umumnya kurang dari 1.000jam/tahun.
- 85% acara televisi tidak aman untuk anak, karena banyak mengandung adegan kekerasa, seks dan mistis yang berlebihan dan terbuka.
- saat ini ada 800 judul acara anak, dengan 300 kali tayang selama 170jam/minggu padahal satu minggu hanya ada 24 jam X 7 hari = 168 jam.
- 40 % waktu tayang diisi iklan yang jumblahnya 1.200 iklan/minggu, jauh diatas rata-rata dunia 561 iklan/minggu.
Berdasarkan perjabaran diatas, bisa dibayangkan apabila
anak-anak yang merupak aset-aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan bangsa
ini serta yang akan memajukan bangsa ini, sejak kecil telah terbiasa dengan hal
yang tidak bermanfaat, maka negara ini yang sudah tertinggal dan terpuruk ini
akan semakin terpuruk dan tertinggal dan akhirnya akan menjadi negara yang akan
di lecehkan oleh negara lain. Inilah fakta yang bukan hanya untuk kita
perhatikan tetapi perlu dilakukan tindakan nyata untuk mengantisipasinya. Yang
pastinya diperlukan satu-kesatuan tekat dalam setiap diri orang tua dan anggota
masyarakat untuk bisa mengatisipasi dampak yang akan terjadi serta bisa menjadi
kontrol bagi pihak penyiar televisi terhadap acara-acara yang ditayangkan oleh
setiap stasiun televisi.
Jika kita kaji lebih jauh, dampak negatif dari menonton televisi berlebihan yaitu:
a. Anak 0–4 tahun, menggangu
pertumbuhan otak, menghambat pertumbuhan berbicara, kemampuan herbal membaca
maupun maupun memahaminya, menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran
melalui tulisan.
b. Anak 5-10 tahun,
meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara
realitas dan khayalan
c. Berprilaku konsumtif
karena rayuan iklan
d. Mengurangi kreatifitas,
kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan semdiri
e. Televisi menjadi pelarian
dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain
f.
Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) kaena
kurang berkreativitas dan berolahraga
g. Merenggangkan hubungan
antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota
keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan
jalan pikiran masing-masing
h. Matang secara seksual
lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering dilihat menjadikan
anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin tahu pada anak dan
keinginan untuk mencoba adegan di TV semain menjerumskan anak.
Mungkin kita beranggapan dampak televisi tidaklah begitu
teralu besar bagi anak-anak, malahan orang tua hanya melarang anak-anaknya
untuk tidak menonton film yang berbau pornoaksi, dan membiarkan mereka menonton
film yang biasa-biasa saja atau memang film anak-anak, namun sebenarnya film
anak-anak yang di tonton oleh anak-anak pun tidak menutup kemungkinan bisa
berdampak negatif bagi anak itu sendiri. Sekarang seteleh mengetahui begitu
besar dampak televisi bagi anak sudah sepatutunya setiap orang tua membatasi
waktu menonton dan mengawasi serta menseleksi acara-acara apa saja yang pantas
dan tidak pantas untuk di tonton oleh anak-anak.
D.
Peranan
Orang Tua Dalam Mengatasi Dampak Negatif Acara Televisi
Setiap orang tua memiliki
tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya,
oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap
orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal
yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata
dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata
untuk mengantisipasinya.
Dari begitu banyak dampak
yangdiakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan oleh setiap orang tua, yaitu:
·
Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
Jangan biarkan anak-anak
menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya, walaupun ada acara yang memang
untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak (tidak
ada unsur kekerasan, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan usia mereka).
·
Dampingi anak memonton TV
Tujuannya adalah agar acara televisi yang mereka tonton selalu terkontrol
dan orangtua bisa memperhatikan apakah acara tersebut masih layak atau tidak
untuk di tonton.
·
Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV
dikamar anak.
Dengan meyimpan TV diruang
tengah, akan mempermudah orang tua dalam mengontrol tontonan anak-anaknya,
serta bisa mengantisipasi hal yang tidak orang tua inginkan, karena
kecendrungan rasa ingin tahu anak-anak sangat tinggi.
1. Tanyakan acara favorit
mereka dan buntu memahami pantas tidaknya acara tersebut untuk mereka
diskusikan setelah menonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut
secara bijaksana dan positif
2. Ajak anak keluar rumah
untuk menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang
lain.
Acara yang bisa dilakukan misalnya hiking, tamasya,
siraturahim tempat sanak keluarg dan hal lainnya yang bisa membangun jiwa
sosialnya.
1. Perbanyak membaca buku,
letakkan buku ditempat yang mudah dijangkau anak, ajak anak ke toko dan
perpustakaan
2. Perbanyak mendengarkan
radio, memutar kaset atau mendengarkan musik sebagai mengganti menonton TV
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena dengan
mendenganrkan radio, anak akan terlatih kemampuan mendengarnya, jika kita
bandingkan denga menonton televisi hanya merangsang anak untuk mengikuti alur cerita tampa menganalisis lebih lanjut
dari apa yang dialihat dan dengar. Begitu juga dengan mendengarkan musik lebih
baik dilakukan bila dibandingkan dengan menonton televisi karena bisa melatih perkembangan imajinasi anak.
BAB
III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik beberpa kesimpulan
diataranya:
1.
Disaping memberikan dampa positif, televisi juga dapat memberikan
dampak negatif bagi pemirsannya khususnya anak-anak. Bahkan apabila dikaji
lebih jauh, dampak negatifnya jauh lebih besar dibandingan dampak positifnya.
2.
Orang tua memiliki tanggungjawab untuk mengawasi,
mendampingi dan menseleksi acara-acara televisi yang menjadi tontonan anaknya.
3.
Dampak negatif nonton televisi yang berlebihan yaitu:
a.
anak 0–4 tahun menggangu pertumbuhan otak, menghambat
pertumbuhan berbicara, kemampuan herbal membaca maupun maupun memahaminya,
menghambat anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan.
b.
Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak
kekerasan
c.
Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan.
d.
Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan
bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan sendiri.
e.
Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang
dialami.
f.
Meningkatkan kemungkinan obesitas.
g.
Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga.
h.
Lebih cepat Matang secara seksual
4.
Apa yang bisa dilakukan orangtua:
a.
Pilih acara yang sesuai dengan usia anak
b.
Dampingi anak memonton TV
c.
Letakan TV di ruang tengah, hindari menyediakan TV
dikamar anak.
d.
Tanyakan acara favorit untuk didiskusikan
e.
Ajak anak keluar rumah untuk menikmati alam dan
lingkungan, bersosialisasi secara positif dengan orang lain.
f.
Perbanyak membaca buku, ajak anak ke toko dan
perpustakaan
g.
Perbanyak mendengarkan radio, sebagai mengganti menonton
TV
Ø Saran
Adapun
saran yang bisa ditawarkan dari penjabaran diatas yaitu:
a. Setiap Orangtua harus bisa
mengontrol tontonan anaknya. Disamping itu orang tua juga harus bisa menjadi
kontrol bagi pihak penyiar televisi untuk memberikan saran ataupun kritikan
bahkan menentang acara televisi yang bisa berdampak negatif bagi pemirsannya.
b. Bagi Pemerintah harus
melakukan penyaringan terhadap setiap acara televisi, serta harus adanya
standarisasi film yang layang untuk di tayangkan atau tidak layak.
c.
Bagi pihak penyiar televisi, seharusnya tidak hanya
mementingkan keuntungan tetapi harus mempertimbngkan dampaka dari acra
tersebut. Pihak penyiar juga harus mengatur acara televisi agar fungsi dari
televisi sebagai sarana informatif, edukatif, rekreatif dan sebagai sarana
mensosialisasikan nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman baik yang lama maupun
yang baru, dapat berjalan sebagaimana fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo.
2005 Strategi
Belajar Mengajar, Pusta Kasetia,
Bandung
Ahmad Tafsir.
1992 Ilmu Pendidikan dalam Pesepektif Islam, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Omar Mohammad Al Syaibani.
1979 Falsafah
Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta.
Ramayulis.
2008 Ilmu
Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta.
________,
2008 Metodologi
Pendidikan Islam, KalamMulia, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar