Filsafat Barat
Filsafat Scholastik
Yunani
Dalam bahasa Latin, scolasticus
berarti “guru” (Lecturer), dalam bahasa yunani, schole berarti sekolahan
(school). Dari segi sejarah , scholastic berarti ajaran-ajaran sekolah gereja,
yang didirikan oleh charlemagne, dengan maksud untuk menegaakan kembali
ajaran-ajaran sekolah gereja, yang telah banyak dirusakkan oleh serangaan
bangsa Gaul Perancis. Akan tetapi scholatik kemudian dipakai untuk menunjukan
suatu masa yang cukup lama tentang ajaran-ajaran barat, terutama dalam lapangan
Filsafat dan theology, dimulai dari abad kesembilan masehi sampai abad ke lima
belas masehi. Dan Pandangan yang scholastik memiliki dua pangdangan yaitu:
I. Hubungan yang erat dengan theology katholik.
II. Logika formil yang teliti.
Secara
graduasi Filsafat barat menjadi empat tahap yaitu:
- Filsafat Kuno
- Filsafat abad pertengahan
- Filsafat modern dalam
pembentukannya
- Filsafat abad ke-19 dan 20
Struktur perkembangan
Filsafat Barat, dan pemikiran dari setiap aliran Filsafat menurut tahapanya.
Perkembangan
Filsafat barat di mulai dari bangsa Yunani purba. Akan tetapi
pemikiran-pemikiran India pada abad ke enam mencerminkan kemajuan Filsafat yang
sejajar. Buku Upanishab di mana isinya yang pokok berkisar sekitar keesaan zat
yang bener absolut benar satu, yaitu Braham atau Paramathman telah mendahului
enam sistem pemikiran Filsafat yaitu Nyaya, Baisehika,Sankhya,Yoga, Mimansa dan
Vedanta semua sistem pemikiran ini berdasarkan atas kesatuan (monism), yang
dinyatakan banyak ataupun sedikit, dalam bentuk ssyair. Akan tetapi kalau
kebudayaan timur ini akhirnya mengalamii kemundduran, maka kebudayaan Yunani
adalah sebaliknya, yaitu : selalu berada dalam
proses perkembangan pembentukan diri.
Filsafat
Yunani terbagi dalam tiga masa yaitu :
- Masa Filsafaat ‘alam dari 600 SM sampai 450 SM (physical or cosmological perriod), yang membicarakan persoalan wujud.
- Masa Filsafat kemanusiaan atau etika (Humanistic or Ethical period), dari tahun 450 SM sampai 400 Ssm yang membicarakan pertalian etika dan sosial dari manusia.
- Masa Filsafat sistematik (systimatik Period), dari 400 SM sampai 30 SM. Selama masa ini selurruh persoalan manusia telah dihubungkan oleh pikiran manusia, menjadi keseluruhan
Struktur perkembangan
Filsafat barat

Keterangan:
Filsafat Alam intinya:
Berpikir pengetahuan dunia secara terbuka bebas dari sekumpulan ide yang
diberikan.
Idialisme Plato :
Menemukan pemecehan antara pandangan Heraklitos mengenai semesta bahwa dunia
yang tampak selalu berubah dengan pengertian permedian, bahwa kenyataan adalah segala
sesuatu yang tidak berubah, alam ide merupakan kebenaran Plato percaya : Dunia
yang tampak Dunia indra, Dunia akal dunia yang mengatasi indra, Dunia
pengetahuan sejati.
Neo-Platonisme :
Pemikiran the one, the mind, the seul, ketetarikanya pemikiran yang ada
bersumber pada realitas yang ada bersumber pada realitas yang bersifat
metafisis.
Skolastik : Fenomena historis diatur Tuhan, faham teo
sentris, agama dan Filsafat sama, sebab keduanya datang dari tuhan, kebaikan
tertinggi adalah perenungan terhadap kebebasan Tuhan.
Rasionalisme : Teori yang berpendirian bahwa akal (rasio)
manusia tanpa bantuan yang lain dapat mengungkapkan perinsif –perinsif pokok dari alam dan bawwa sumber pengetahuan
manusia adalah pikiran arasio, jiwa (Deskartes).
Empirisme : Aliran yang berpendapat bahwa segala
pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman. Pengalaman benar manakala dialami
oleh pengamatan indra.
Materialisme : Teorinya bahwa semua bentuk dapat
diterangkan menurut hukum yang menganut materi dan gerak. Dan semua kejadian
dan kondisi akibat yang lajim dari suatu kejadian dan kondisi sebelumnya.
Benda-benda organik dan bentttuk-bbentttuk yang lebih tinggi dalam alam
merrupakan bentuk yang lebiiih komfleks dari bentuk organik atau beentuk yang
lebih rendah, bentuk yang lebih tinggi tidak mengandung meteri untuk
menerangkan segala yang terjadi.
Marxisme : Manusia sebagai mahluk sosial , revolusi
sebagai jalan untuk merubah keadaan, baik pikiran maupun realitas, dan determinisme.
Pragmatisme : Teori yang berpendapat bahwa benar dan
tidaknya suatu ucapan, argumentasi atau teori semata-mata tergantung pada
bermanfaat dan tidaknya ucapan, argumentasi atau teori itu bagi manusia untuk
bertindak dalam kehidupan.
Sekularisme : Pandangan yang tidak menghiraukan urusan
agama dengan negara, artinya persoalan agama terpisah dari negara atau
sebaliknya.
Evolusionisme: Paham yang berpendapat bahwa semua mahluk
hidup mengalami proses perkembangan dan sebagaimana prroses itu terjadi
Existensialisme : Paham yang menekan bahwa Filsafat harus
bertitik tolak pada manusia yang kongkrit, yaitu manusia sebagai eksistensi,
maka bagi manusia eksistensi itu mendahului esensi. Ajaranya adalah :
-
Orang harus berhubungan dengan
dunia
-
Orang merupakan kesatuan sebelum
ada perpisahan antara jiwa dan badan
-
Menolak bersatu dengan suatu
aliran tertentu
-
Menekan individual, kebebasan dan
pertanggungjawaban.
Perenial : Filsafat yang menekankan perpaduan akal dengan
spiritualtas, sebab Filsafat ini bersifat religiu, yang mampu melahirkan
ketulusan, kerendahan hati dan kedermawanan antara manusia
Dan urutan para tokoh dan pemikirannya :
FILSAFAT PRA SOCRATES
Ciri-ciri filsafat Yunani
adalah rasionalisme, yang mana puncak rasionalisme tersebut terjadi pada
orang-orang sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih dulu
latar belakangnya.
Thales
Thales (624-546 SM), ia tinggal
di Miletus pada abad ke-7. Ia digelari sebagai Bapak Filsafat karena dialah
orang yang mula-mula berfilsafat. Ia mengajarkan filosofnya hanya melalui mulut
saja, serta dikembangkannya pula oleh muridnya dari mulut ke mulut pula. Baru
Aristoteles, kemudian meuliskan ajarannya.
Kesimpulan ajaran Thales
adalah: “semuanya itu air, air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar
(principe) segala-galanya” Apa asal alam itu? Suatu pertanyaan yang mendasar,
Thales menjawab yaitu air. Pertenyaan tersebut dijawab dengan menggunakan akal,
sebab menurutnya air penting bagi kehidupan. Ia menjawab berdasarkan pengalaman
yang dilihatnya sehari-hari dan dijadikannya pikirannya untuk menyusun bangun
alam. Ia menjawab seperti itu karena ia menganggap bahwa dunia itu dikelilingi
oleh air. Thales sama sekali tidak mengatakan bahwa segala sesuatu terbuat dari
air, ia sempat memperdebatkan bersama-sama dengan para pemikir di zamannya
bahwa dunia di kelilingi oleh air, dan tampaknya ia menduga bahwa dalam arti
tertentu sumber segala benda adalah air.
Bagi Thales air adalah
sebab yang pertama dari segala yang ada dan yang jadi, tetapi juga akhir dari
segala yang ada dan yang jadi tersebut. Dalam pandangan Thales tidak ada jurang
yang dapat memisahkan hidup dengan mati. Semuanya satu, dan ia percaya setiap
benda juga memiliki jiwa.
Thales menganut
kepercayaan pada animisme, yaitu kepercayaan bahwa bukan harus yang hidup saja
yang memiliki jiwa, tetapi bahan atau benda mati juga memiliki jiwa. Terhadap
pandangan Thales bahwa dunia terbuat dari air, ada yang menolaknya yaitu
berasal dari muridnya sendiri Anaximander.
Anaximander
Anaximander merupakan
murid dari Thales yang lahir pada tahun 610 SM dan meninggal pada tahun 547 SM.
Ia lebih muda 15 tahun dari Thales. Sebagai filosof ia lebih mudah dari pada
gurunya, ia ahli dalam bidang astronomi dan ahli ilmu bumi.
Ia berpendapat bahwa
langit itu bulat seperti bola, bumi terkandung di tengah-tengahnya, bangunannya
sebagai silinder, bulat panjang dan datar pada bagian atasnya. Seperti halnya
dengan gurunya, Anaximander mencari akar dari segala sesuatu. Yang diterima
oleh akalnya bahwa yang asal itu satu, tidak banyak, tetapi yang satu tersebut
bukanlah air sebagaimana yang dikemukakan oleh Thales. Menurut pendapat
Anaximander bahwa yang asal itu tidak berhingga dan tidak berkeputusan, tetapi
yang asal itu yang menjadi dasar alam yang dinamainya sebagai “Apeiron”.
Apeiron ini tidak dapat dirupakan, tidak ada persamaanya dengan salah satu
barang yang kelihatan di dunia ini.
Anaximander membantu
mengatur kosmologi Yunani tradisional, membedakan tanah, udara, api dan air
serta menjelaskan bagaimana sifat-sifat mereka yang bermacam-macam, yang panas
dan yang dingin, yang basah dan yang kering merupakan sesuatu yang saling
mempengaruhi dan bertentangan satu dengan yang lainnya yang kemudian
menghasilkan antara lain (fisik). Ketika didesak untuk menjawab pertanyaan
Thales mengenai mana di antara unsur-unsur tersebut yang paling dasariah atau
unsur fundamental, memiliki jawaban yang ia ajukan adalah yang sedemikian rupa
yang tidak dapat dicerap yang ia sebut dengan apeiron (bahan dasar)
tadi.
Akan tetapi, seperti air-nya
Thales, begitu juga apeiron-nya anaximander bukan memiliki jiwa dan
bukan tanpa substansi rohaniah.
Anaximenes
Ia hidup dari tahun 585-528 SM,
ia merupakan guru yang penghabisan daripada para filosofi alam yang berkembang
di Milatos, ia adalah murid dari Anaximander. Ia merasa perlu untuk mengkritik
tentang apeiron yang misterius dan tidak bisa diserap yang dikemukakan oleh
gurunya.
Anaximenes berargumentasi
bahwa udara merupakan unsur yang paling esensial yang mengembun dan menguap,
memanas dan mendingin, mendarat dan menipis. Dengan demikian udaralah yang
membuat dunia ini, yang menjadi sebab segala yang hidup.
Sebagai kesimpulan dari
ajarannya, yaitu: “Sebagaimana jiwa kita yang tidak lain daripada udara,
menyatukan tubuh kita, demikian pula udara mengikat dunia menjadi satu,
penghidupan masyarakat. Kepentingan jiwa itu tampak olehnya dalam perubungan
alam besar saja. Jiwa menyusun tubuh manusia jadi satu dan menjaga supaya tubuh
itu jangan gugur dan bercearai-berai. Anaximenes berpendapat bahwa udara itu
merupakan benda materi. Ia juga dapat membedakan antara yang hidup dengan yang
mati, yaitu bahwa yang mati itu tidak mempunyai jiwa.
Thales, Anaximander dan
Anaximenes memberi penjelasan yang menekankan pada unsur-unsur yang dapat
dicerap dalam upaya menjelaskan dunia sedemikian rupa. Ketiganya termasuk para
materialis, dalam arti bahwa mereka mengatakan dunia ini terbuat dari sejenis
bahan dasar, apakah itu air, ataupun apeiron.
Pytagoras
Pytagoras berasal dari
Samos. Ia dilahirkan sekitar tahun 580 SM. Menurut usianya ia seangkatan dengan
Xenophanes. Ia meninggal pada tahun 500 SM.
Pytagoras bersikuku atas
pendapatnya yang mengemukakan bahwa bahan dasar kosmos bukan “bahan” tetapi
lebih tepatnya bentuk-bentuk (forms) dan hubungan-hubungan. Melalui
Pytagoras, secara khusus problem utama ontologi kuno m terfokus. Persoalannya
adalah bagaimanakah tatanan abstrak atau bentuk-bentuk benda memanifestasikan
dalam segudang benda-benda aktual di dunia ini, “persoalan yang tunggal dalam
yang banyak.”
Ujung tarikat Pytagoras
adalah mendidik kebatinan dan mensucikan roh. Pytagoras percaya akan
kependidikan jiwa dari makhluk sekarang kepada makhluk yang akan datang.
Menurut kepercayaan Pytagoras, manusia itu asalnya Tuhan. Jiwa itu adalah
penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa, dan ia akan kembali
ke langit apabila sudah dicuci dosanya. Adapun cara mensucikan jiwa dari dosa
tersebut adalah dengan hidup murni, tetapi hidup murni itu dilakukan secara
berangsur-angsur. Menurutnya hidup di dunia ini adalah persediaan untuk hidup
di akhirat. Oleh sebab itu semua dari sini dikerjakan untuk hidup di hari
kemudian.
Selain dari hal mistik,
Pytagoras juga sebagai ahli pikir tertentu dalam ilmu matematika dan ilmu
hitung lainnya. Dari matematika Pytagoras melompat ke dalam dunia pandangan.
Alam ini menurutnya tersusun sebagai angka-angka dimana ada matematika, ada
susunan dan ada kesejahteraan. Tetapi tidak di alam saja berkuasa matematika,
ia juga berkuasa dalam segala barang. Dengan jalan ini Pytagoras sampai kepada
pokok ajarannya yang menyatakan bahwa “segala barang adalah angka-angka.”
Heracletos
Ia lahir di kota Ephesos
di Asia Minor pada tahun 540 SM, dan meninggal pada tahun 480 SM. Dia dipandang
sebagai seorang filsuf ilmuwan awal yang masih menerima unsur-unsur alamiah
yang lain, api, dan menyatakan untuk itu sebagai hal yang utama. Ia memandang
api sebagai anasir yang asal. Pandangannya tersebut tidak semata-mata terikat
pada alam kiasan, alam besar. Anasir yang besar dipandangnya pula sebagai
kiasan daripada segala kejadian.
Di samping itu, ia juga
berpandangan bahwa dunia ini adalah satu. Semua benda saling berhubungan,
meskipun pada awalnya saling bertentangan, dan di balik segudang benda yang ada
di dunia ini ada satu kesatuan tunggal, yaitu logos. Logos menyatakan
bahwa segala hal yang tampak bertentangan, memberikan tatanan bagi kekacauan,
memberikan hukum bagi perubahan dan mengijinkan kita. Logos dijadikan sebagai
pusat pandangan oleh Heracletos tentang alam.
Parmenides
Ia lahir di Elea pada tahun 540
SM dan meninggal pada tahun 473 SM. Ia dikenal sebagai orang besar di kotanya.
Ia juga sebagai ahli politik dan pernah memangku jabatan di pemerintahan.
Parmenides bersama muridnya yaitu Zeno dan Ela mengubah fokus perhatian
filsafat tertuju pada teknik argumentasi sebagai pokok pendiriannya, disebutnya
bahwa ada kebenaran yang sepenuh-penuhnya. Parmenides membulatkan keterangannya
dengan semboyannya yang pendek yaitu: “Hanya yang ada itu ada, dan yang tiada itu
tiada.” Bahwa kebenaran terdapat pada pengakuan bahwa yang ada itu ada. Ia
memandang bahwa semuanya itu satu dan tetap. Ajaran Parmenides yang pokok
kepada yang satu dan tetap bertentangan dengan ajaran Heracletos.
Zeno
Ia lahir di Elea pada
tahun 490 SM dan ajarannya kesohor empat tahun lamanya yaitu dari tahun 464-460
SM.
Ia mempertahankan ajaran
gurunya dengan cara membalikan serangan terhadap dalil-dalil lawannya. Menurut
pendapatnya jika keterangan lawannya itu salah pendirian Parmenides parmenides
dengan sendirinya benar.
Melisson
Ia berasal dari Samos sebuah kota
Grek di tanah perantauan. Ia sangat terkeumuka dalam duni filosofi Elea dari
tahu 444-441 SM. Ia mempertahankan ajaran Parmenides dengan mengemukakan alasan
yang positif. Artinya ia melahirkan keterangan untuk mnguatkan ajaran gurunya.
Dia berkata yang ada selalu ada dan akan tetap ada. Menurutnya yang ada itu
kekal serta yang ada itu tidak berhingga.
Empedocles
Ia lahir di kota Acragas di pulau
Sicilia pada tahun 490 SM dan meninggal pada tahun 430 SM. Ia menduga bahwa
dunia dibangun melalui konflik juga tidak ada unsur atau tatanan yang
mendasari, yang ada hanyalah konflik abadi antara daya-daya cinta tentang
perselisihan.
Ia mengajarkan bahwa alam
ini pada mulanya satu yaitu disatukan oleh cinta. Cinta merupakan kodrat yang
membawa bersatu dan bercampur. Tetapi alam yang satu tadi dipecah oleh benci
yang mana benci membalikan semua keadaan tersebut sehingga semua terpisah-pisah
dan tidak ada yang bercampur lagi. Dalam keadaan yang dikuasai oleh benci
tersebut barang satu-satunya pun tidak ada, yang ada hanyalah anasir yang empat
yang tidak bercampur sedikitpun juga.
Anaxagoras
Ia dilahirkan di kota
Klazomanae di Asia Minor. Ia hidup dari tahun 500-428 SM. Ia merupakan filosof
yang pertama di Athena.
Ia menganggap bahwa
terdapat banyak jenis benda-benda, tiap benda mempunyai jenisnya
sendiri-sendiri. Ia juga menunjukkan ada banyak jenis unsur sebanyak jenis
benda tersebut. Menurutnya tidak segala sesuatu berupa suatu unsur, seorang
person bukanlah suatu unsur melainkan suatu campuran kompleks dari berbagai
unsur. Sehingga ia mengklaim bahwa ada “segala sesuatu di dalam sesuatu.”
Secara alamiah ia memulai memikirkan kosmos bukan hanya dari sudut tatanan
tetapi juga dari sudut maksud dan tujuan.
Leokippos
Ia berasal dari Miletos, ia murid
Parmenides dan guru dari Democritos sejarah hidupnya hampir tidak diketahui
orang.
Ia mengupas ide tentang
kepingan-kepingan “bahan” yang lebih kecil lagi, dan terus mencari sampai
akhirnya bertemu pada salah satu ide yang paling penting di zaman modern yaitu
konsep atom. Menurunya bahwa dunia terdiri dari sejulah “partikel” yang
bermacam-macam dan berbeda dalam ukuran serta bentuknya. Menurutnya juga bahwa
atom merupakan suatu ukuran yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi.
Leokippos merupakan pujangga yang pertama kali mengajarkan dari hal yaitu atom.
Atom berasal dari perkataan Grile yaitu “a” sama dengan tidak dan “toom”
berarti terbagi, sehingga atom berarti ‘tidak dapat dibagi.”
Democritos
Ia lahir di Abdera sebuah
kota di patai Trasia bagian Balkan. Ia hidup sekitar tahun 460-360 SM. Ia
adalah seorang ahli ilmu alam yang berpengetahuan luas. Adapun karyanya yaitu
yang mengenai ilmu alam diantaranya ilmu alam, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu tabib
dan hal ikhwal penting serta yang lainnya. Pemikiran Democrotos sepadan dengan
pemikiran gurunya bahwa alam ini tak lain daripada atom dan gerakannya. Atom
itu tidak bermula dan tidak berakhir yang jumlahnya sangat banyak dan merupakan
benda yang bertubuh meskipun tidak dapat dilihat. Di antara atom tersebut
terdapat lapang yang kosong, tempat atom bergerak. Untuk menyatakan bahwa ada
lapang yang kosong, ia mengemukakan empat fase, yaitu: (1) penggerak
berkehendak akan lapang yang kosong; (2) sesuatu barang bisa jadi kembang atau
pandai jika ada lapang yang kosong; (3) hidup dari kecil menjadi besar
disebabkan karena makanan dapat masuk ke dalam lapang yang kosong di dalam
badan; (4) jika dimasukan abu ke dalam sebuah gelas yang berisi air maka melimpahkan
sebagian dari pada air tersebut.
SOFISME
Pada pertengahan abad
kelima sebelum Masehi, muncul aliran baru dalam filosofi Yunani, yaitu sofisme.
Sofisme berasal dari kata sophos yang artinya cerdik pandai.
Kaum sofis muncul di
Athena dan ajarannya berkembang secara pesat di kota ini. Di antara guru-guru
sofis ada empat orang yang terkemuka, yaitu sebagai berikut:
Protagoras
Ia lahir pada tahun 481
SM di Abdera dan meninggal pada tahun 411 SM. Protagoras adalah seorang
individualis yang mengemukakan orang-seorang dalam segala-galanya. Bagi
Protagoras manusia itu adalah ukuran bagi segalanya, bagi yang ada karena
adanya, dan bagi yang tidak ada karena tidak adanya. Maksudnya bahwa semua itu
harus ditinjau dari pendirian manusia sendiri-sendirinya. Sebagai kelanjutan
dari pendiriannya itu Protagoras mengatakan bahwa pandangan itu betul memuat
pengetahuan yang cukup tentang barang yang terpandang, tetapi bukan pengetahuan
tentang barang itu sendiri.
Gorgias
Ia berasal dari Liontinoi di
Sicilia. Ia hidup dari tahun 483-375 SM. Pada tahun 427 ia datang ke Athena
sebagai utusan kotanya dan ia juga pandai berpidato. Karena ia sebagai ahli
pidato yang membatalkan segala-galanya, maka ia disebut sebagai nihilis
yang artinya tidak ada. Dasar yang dikemukakannya sebagai alasan meniadakan ada
tiga, yaitu: (1) tidak ada sesuatunya; (2) jika sekiranya ada sesuatunya, ia
tidak dapat diketahui; dan (3) jika kiranya kita mengetahui sesuatunya,
pengetahuan itu tidak dapat kita kabarkan kepada orang lain.
Hippias
Ia berasal dari Elis. Tahun
kelahirannya tidak diketahui melainkan ia lebih muda sedikit daripada
Protagoras. Pasal yang diuraikan oleh Hippias mengenai soal etik. Menurut
pendapatnya hukum negeri itu sangat perkasa bagi manusia. Oleh sebab itu ia
bertentangan dengan hukum alam.
Prodicos
Ia berasal dari Keos sebuah pulau
kecil dekat Attika. Ia seumur dengan Hippias. Kematian dipandang oleh Prodicos
sebagai kejadian yang baik sekali untuk menghindarkan kejahatan dalam
kehidupan.
FILOSOFIS KLASIK
Socrates
Ia lahir di Athena pada
tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Ayahnya adalah tukang pembuat
patung serta ibunya adalah seorang bidan. Tujuan dari filosofi Socrates adalah
mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Menurutnya bahwa kebenaran
itu tetap dan harus dicari. Dalam mencari kebenaran, ia tidak berpikir sendiri
melainkan setiap kali ia berdua dengan orang lain, dengan jalan tanya-jawab.
Cara sepert ini sering disebut dengan metode tanya-jawab dari Socrates.
Socrates juga mengajarkan
tentang etika yang menyebutkan bahwa budi adalah tahu, dan inilah intisari dari
etika Socrates. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Paham
etikanya merupakan kelanjutan dari metodanya. Ajaran etika Socrates sifatnya
intelektuil serta rasional.
Plato
Ia dilahirkan di Athena pada
tahun 427 SM dan meninggal di sana pula pada tahun 347 SM. Ia berasal dari
keluarga Aristokrasi yang turun-temurun memegang peranan penting dalam politik
Athena. Semasa mudanya ia bercita-cita menjadi seorang negarawan. Nama aslinya
adalah Aristokles.
Dalam ajaran filosofi
Plato, bertaut segala filosofi Grek yang dibentangkan sebelumnya. Intisari
filosofi Plato ialah pendapatny tentang idea, yaitu suatu ajaran yang
sangat sulit untuk dipahami.
Pokok tinjauan filosofi
Plato adalah mencari pengetahuan tentang pengetahuan. Ia bertolak dari ajaran
gurunya yaitu Socrates yang mengajarkan bahwa budi adalah tahu.
Seperti halnya pandangan
Socrates, etika Plato bersifat intelektuil dan rasionil. Dasar ajarannya ialah
mencapai budi baik. Tujuan hidupnya adalah mencapai kesenangan hidup, yang mana
kesenangan hidup itu bukanalah memuaskan hawa nafsu di dunia ini melainkan
kesenangan hidup diperoleh dengan pengetahuan.
Pandangan Plato tentang
negara dan luasnya masih terpaut pada masanya. Ia lebih memandang ke belakang
daripada ke muka. Negara Grek di masa itu adalah kota.
Aristoteles
Ia lahir di Stageira di
Semenanjung Kalkidike di Trasia (Balkan) pada tahun 3844 SM dan meninggal di
Kalkis pada 322 SM. Bapaknya bernama Macaon yaitu seorang dokte istaana.
Aristoteles sependapat
dengan gurunya yaitu Plato bahwa tujuan yang terakhir daripada filosofi adalah
pengetahuan tentang adanya dan yang umum. Pandangannya lebih realis daripada
Plato yang selalu didasarkan pada yang abstrak.
Ia terkenal sebagai Bapak
Logika. Intisari daripada ajaran logikanya adalah silogismos atau dalam bahasa
Indonesianya adalah silogistik, yang maksudnya uraian yang berkunci, yaitu
menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum atas hal yang khusus. Ia membedakan
pengetahuan ilmiah dan pengertian tentang kebenaran daripada pengetahuan biasa,
yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman. Ia membagi logika ke dalam
tiga bagian, yaitu: mempertimbangkan, menarik kesimpulan dan membuktikan atau
menerangkan pengertian yang ada itu dibagi ke dalam sepuluh macam, yaitu:
barang, jumlah, sifat, hubungan, tempat, waktu, sikap, keadaan, kerja dan
menderita.
Metafisika Aristoteles
berpusat pada persoalan barang dan bentuk. Bentuk dikemukakannya sebagai
pengganti pengertian ide Plato yang ditolaknya. Barang adalah sesuatu yang
dapat mempunyai bentuk ini dan itu. Dengan bentuk pikiran seperti itu
Aristoteles dapat menyelesaikan masalah yang pokok dalam filosofi teoritika
Grek, yaitu memikirkan adanya begitu rupa, sehingga dari adanya dapat
diterangkan proses menjadi dan terjadi.
Menurut Aristoteles alam
ada untuk selama-lamanya. Ini kelanjutan dari pendapatnya bahwa waktu tidak
berhingga.
Etika Aristoteles pada
dasarnya serupa dengan etika Socrates dan Plato tujuannya mencapai eudaemonie,
yaitu kebahagiaan sebagai bahan tertinggi dalam penghidupan. Oleh karena itu
tugas dari etika adalah mendidik kemauan manusia untuk memiliki sifat yang
pantas dalam segala perbuatan. Budi pikiran, seperti kebijaksanaan, kecerdasan
dan pendapat yang sehat diutamakan oleh Aristoteles dari budi perangai seperti
keberania, kesederhanaan, pemurah hati serta yang lainnya.
Mengenai kenegaraannya,
Aristoteles sependapat dengan Plato bahwa tabiat manusia yang berlomba-lomba
mengejar keuntungan yang jauh lebih besar dari keperluan sehari-hari patut
dicela. Ia menentang penumpukkan kapital. Ia mengemukakan bentuk tata-negara,
yaitu: Monarki atau basilia, aristokrasi, dan politia. Walaupun demikian ia
memandang demokrasi lebih rendah dari aristokrasi sebab dalam demokrasi
keahlian diganti dengan jumlah.
KESIMPULAN
Dari paparan di atas,
terlihat bahwa dari berbagai pemikira filsafat yang muncul dari mulai Filsafat
Pra Socrates sampai Filsafat Klasik zaman Socrates, dapat digolongkan ke dalam
tiga pemikiran yaitu: ada yang mengedepankan mitos-mitos, ada yang
mengedepankan logika serta ada yang mengedepankan kedua-duanya; maksudnya
mitos-mitos dipahami dengan rasio tanpa adannya pertentanngan di antara
keduanya.
Hubungan antara Filsafat Materialisme dan Marxisme di Indonesia
Materialisme
mengatakan mengatakan bahwa realitas seluruhnya terdiri dari materi.
Materialisme juga mengakui kemungkinan metafisika, karena materialisme sendiri
berasal dari metafisika.
Setelah kematian hegel murid-muridnya berpecah
belah menjadi dua golongan, yaitu golongan hegel kiri dan golongan hegel kanan.
Salah
sseorang yang termasuk hegel sayap kiri
yaitu Feurbach (1804-1872), ia memandang hegel sebagai pncak rasionalisme
modern. Selain itu Karl Marx (1818-1883), juga termasuk hegelian berhaluan
kiri. Pemikiran marx ditunjukan dengn nama-nama materialisme dialektis dan
materialisme historis. Walaupun ia sendiri tidak menggunakan nama-nama
tersebut.
Adapun
hubungan materialisme dan marxisme di indonesia sangat erat krana telah jelas
sekali dari paparan di atas bawasannya antara keduanya saling berkaitan dan
keduanya saling berdampingan dan di indonesia sendir kebanyakan atau hubungan
dengan sayap kiri atau lebih terkenal dengan golongan hegel kiri dan ini
menjadi sebuah pemikiran bagi kaum marxisme yang juga termasuk hegelian
berhaluan kiri.
Filsafat Ferenial menekankan perpaduan
akal dan spritual,dan hubungannya dengan kehidupan modern dan peradaban.
Gagasan tentang dialektika jika diterapkan
pada wilayah spiritulitas meluas melampaui kerangka penalaran yang tepat,
karena seluruh masalah ungkapan spiritul tentang kepermukaan, sebelum seseorang
dapat bernalar ia harus mampu mengungkapan dirinya, padahal dialektika
spiritual adalah yang paling utama. Kemanpuan untuk menjelaskan dalam bahasa
manusia realitas tersebut masih terjangkau oleh pemikiran manusia setidaknya
melampaui pengalaman dunawi dan psikologi yang biasa.
Kalau
di hubungkan dengan kehidupan modern seseorang dapat memiliki wawasan
sepiritual yang paling tinggi tanpa memperoleh karunia kemampuan untuk
mengungkakan dirinya dalam aspek ganda yaitu isi dan bentuk dan lain halnya
menjadi korban mental dan pengalaman-pengalamannya.
Filsafat yang banyak digunakan di
Indonesia
Adapun Filsafat yang banyak dianut di
Indonesia lebih condong kepada Filsafat Ferenial, ya’ni Filsafat yang lebih
menekankan perpaduan antara akal da spiritual, karena di negera Indonesia tidak
sebebas pemikiran barat dan pemikirannya berpaduan antara Barat dan Timur
keduanya saling bercampur dan tolak ukur kebeneran di Indonesia bukan hannya
dengan sebatas akal akan tetapi harus di imbangi dengan penikiran religius.
Sehingga akal dan spiritual berjalan secara bersamaan dan di sittulah kebenaran
di akui keberadaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Hanafi
1996 Pengantar Filsafat Islam, Bulan
Bintang: Jakarta.
Ahmad Tafsir,
2001 Alam Pikiran Yuanani, Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Haarun Nasution.
1991 Failsafat Agama, Bulan Bintang:
Jakarta.
Mohammad Hatta
1986 Alam Pikiran Yunani, UI Press, Tinta
Mas: Jakarta
Robert C Solmon, dan Katlen M. Higgins
2002 Sejarah Filsafat (Terjemahan dari Short
History of Philosofy oleh Saut Pasaribu), Yayasan Bentang Budaya:
Jogjakarta.
0 komentar:
Posting Komentar