About

Selasa, 03 Februari 2015

Manusia dan Kegelisahan



KATA PENGANTAR

       Alhamdulilah hirobil alamin,  puja berserta puji mari kita panjatkan kehadirat-Nya. Yang mana telah meberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua. Dan nikmat yang begitu banyak, yang takan pernah terhitung oleh rumus matematika maupun phytagoras, yakni nikmat iman dan islam serta kesehatan jasmani dan rohani.
Sholawat beserta salam, juga tak lupa terlimpahkan kepada junjungan besar, presedien dunia yang tablig, Fatonah, Sidik, dan Amanah. Manusia yang paling sempurna di dunia ini, adil dan bijaksana. Yakni habibana wanabiyana Muhammad SAW. yang begitu luas pengetahuannya bagaikan hamparan laut di dunia ini.
Terimakasih, kepada bapak dosen IBD  yang mana telah memberi ilmu pengetahuan pemahaman tentang IBD. Dan membimbing kami untuk menyelesaikan sebuah makalah ini. Dan terimakasih kepada teman-teman yang telah berkerjasama untuk menyelsaikan makalah ini, kritik dan saran yang membangun kami akan terima dengan lapang dada, guna perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, 4 November 2012

                                                                       
Kelompok 7





BAB I
PENDAHULUAN
       Ilmu Budaya  Dasar (IBD) termasuk komponen MKU (Mata Kuliah Umum) yang tujuannya, untuk merangsang mahasiswa untuk mengembangkan  seluruh potensi mahasiswanya dalam menjawab kenyataan-kenyatannya kehidupan social budaya masyarakat untuk membentuk sikap mental yang positif. Ilmu Budaya Dasar menumbuhkan sikap kepekaan menuju prosepty. Peranan kelompok mata kuliah ini sangat besar sumbanganya terhadap kehidupan bermasyarakat di daerah setempat. 
          
LATAR BELAKANG
       Supaya mahasiswa, mengetahui bagaimana mencintai dan merawat kebudayaan yang ada di Indonesia ini, yang terdiri dari bermacam-macam kebudayaan dan adat istiadat yang harus di lestarikan agar tidak hilang, dan diambil oleh Negara lain.

RUMUSAN MASALAH
·        Pengertian Kegelisahan
·        Pengertian Ketersaingan
·        Pengertian Kesepian
·        Pengertian Ketidakpastian
  TUJUAN MASALAH
·        Untuk mengetahui pengertian kegelisahan
·        Untuk mengetahui pengertian ketersaingan
·        Untuk mengetahui pengertian kesepian
·        Untuk mengetahui pengertian ketidakpastian


BAB II
PEMBAHASAN

A.     KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berati tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas. Kegelisahaan merupakaan hal yang mengambarkan keadan seseorang yang tidak tentaram hatinya,maupun perbuataannya.
Dari pengertian di atas, seseorang yang mengalami kegelisahan memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
1.      Orang itu tidak tenang pikirannya karena ada masalah yang belum terselesaikan dalam pikirannya, orang demikian belum memperoleh suatu kepastian seperti yang di harapkan.
2.      Orang demikian selalu merasa khawatir, takut sesuatu yang di harapkaan tidak tercapai atau terwujudkaan, ia takut apa yang dia tidak inginkaan terwujud.
3.      Orang yang sedang di landa kecemasan, tampak dalam tingkah lakunya sperti berikut ini, apa bila dia duduk, duduknya tidak tenang, apa bila orang gelisah sedang berdiri ia akan mundar mandir, ia berjalan tanpa tujuan melainkan hanya untuk menghilangkan kegelisahannya. Apa bila seseorang gelisah dalam tidurnya , tidurnya tidak tenang, sebentar ke kiri sebentar ke kanan. Apa bila sedang merokok, cara merokoknya tidak normal, cara menghisapnya seperti di paksakan.
Kegelisahan merupakaan salah satu ekspresi dari kecemasan. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga berkaitan dengan frustasi, seseorang yang mengalami frustasi itu biasanya apabila yang dia inginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud, ahli psikolinalisa terkenal berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu kenyataan, neorotis, dan moril
1)      Kenyataan
      Kenyataan yang pernah dialami seseorang, misalnya terkejut jika mengetahui di bawah tempat tidurnya ada tikus. Rasa terkejutnya sedemikian hebatnya sehinga tikus merupakaan binatang yang paling mencemaskaan. Seseorang perempuan yang pernah di perkosa oleh  sejumlah laki-laki yang tidak tangung jawab, dalam keadan sendiri apa bila melihat laki-laki akan merasa ketakutan. Lebih-lebih apabila melihat sejumlah laki-laki yang pernah memperkosanya.
      Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah di alami sangatlah terasa, terutama apabila pengalaman itu mencapai ektensi hidupnya. Demikian pula dengan kecemasan yang di alami oleh seorang bayi atau anak kecil, akan menimbulkan kesan baik atau buruk. Hal tersebut akan tampil kembali pada waktu ia sudah dewasa. Misalnya, sesorang anak yang sering mendapatkan perlakuan kejam dari ayahnya, mungkin ia akan merasakan cemas apabila berhadapan dengan seseorang yang sesuai usianya. Adapula kemungkinan lain, ia akan memberi reaksi membalik. Biasanya, karena timbul rasa dendam, ia selalu berusaha untuk selalu berbuat kejam terhadap orang tua sebagai pelampiasannya.
2)   Neorotis
      Kecemasan neorotis atau saraf disebabkan oleh pengamataan atau perasaan yang menimbulkan ketegangan pada saraf seseorang. Ketegangan saraf ini timbul karena menurut perasaannya tidak akan mampu menghadapi apa yang terjadi, dia selalu membayangkan apa yang dia rasakan terjadi kembali, yang akan membuat dirinya menderita. Dalam hal ini, kecemasan neorotis terjadi karena takut dengan bayangannya sendiri.
      Apa yang ditakutkan itu merupakan hal yang sifatnya tidak masuk akal (irasional) yang berlebihan sehinga menimbulkaan phobia. Kecemasan neorotis juga dapat disebabkan rasa gugup.
3)   Moril
      Kecemasan moril umumnya di sebabkan oleh pribadi seseorang. Setiap pribadi memiliki macam-maam emosi, seperti iri, benci, dendam, marah dan rendah diri. Emosi demikian merupakan tingkat ego seseorang dan untuk meperbaikinya, penampilan diri dari orang ini perlu diubah dengan pendapat pengekangan dari the super ego.
      Sehubungan dengan ketiga bentuk kecemasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecemasan itu dapat menimbulkan reaksi langsung. Salah satunya adalah stres. Itulah sebabnya, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat menyamaratakan kecemasan dengan stres. Padahal arti harfiah stres itu tekanan. Menurut Dr. P. Sidharta, neurology kenaman di Jakarta, dalam seminarnya di Erasmus huis tanggal 13 April 1985, dikatakan bahwa tanda-tanda orang yang di hinggapi stres adalah terjadi peningkatan kadar kortikosteroid yang merupakan hasil kelenjar anak ginjal yang di rangsang oleh saraf di bagian otak sebagai pusat dari emosi.
      Berhubungan dengan masalah stres, dikenal ada tiga tingkatan stres atau kadar stres, yaitu:
1)   Stres maha besar
      Stres maha besar apabila seseorang mengalami musibah besar, misalnya kebakaran, kebanjiraan, peperangan, dan perampokaan. Hal tersebut dapat meneror mentalnya.


2)   Stres situasional
      Stres situasional timbul secara mendadak dalam suatu situasi. Misalnya, pada seseorang yang mengalami peristiwa penodongan.
3)   Stres kronik
      Stras kronik dapat melanda kalau penanggulangan stres yang muncul sebelumnya tidak sempurna atau tuntas. Misalnya, pada seseorang suami yang mempunyai istri sempurna, tetapi memiliki simpanan. Dalam diri orang tersebut, stres kronik akan melanda karena muncul kecemasan. Selain itu, stres ini dapat juga terjadi pada seseorang yang kurang senang pada pekerjaannya. Ia merasa terpaksa melakukannya karena pertimbangan uang.
      Jika seseorang mudah mengalami stres, dirinya diibaratkan  sebagai seseorang yang begitu melihat cabai, langsung merasa pedas, padahal cabai itu dapat di rasakan pedas setelah di makan. Untuk itu, Dr.P.Sidharta mengemukakan sepuluh nasihat untuk menghindarkan setres, yaitu:
a)   Keluarkan isi hati yang mengangu pikiran kepada orang yang dekat.
b)   Kalau tegang oleh suatu pekerjaan yang ruwet, tingalkan dulu pekerjaan itu sebentar.
c)   Kalau sedang sebal, lakukan lah pekerjaan fisik untuk melepaskan amarah.
d)   Sekali-kali mengalah.
e)   Cobalah menolong orang lain .
f)     Selesaikan suatu pekerjaan saja pada suatu saat.
g)   Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang bisa mengerjakan segala-galanya.
h)   Jangan membiasakan memulai sesuatu pada orang lain dengan kritik, tetapi mulailah dengan pujian.
i)     Berikan kesempatan pada orang lain untuk meraih sukses.
j)     Bersikap ramah terhaap setiap orang (intisari, Juni 1985, hlm. 14-20)

      Walter Mc.Quade dan Ann Aikman, dalam bukunya stres terjemahan Dra. Setella, mengatakan bahwa penyebab utama dari kebanyakan penyakit dalam abad XX adalah adanya bayangan setres.yaitu:
1)   Ancaman perkelahian mati-matian (mortal combat)
     Dalam stres ini, jika ancaman timbul, jantung mulai berdebar lebih cepat tekanan darah naik, dalam sistem pencernaan kinerjanya semakin berkurang.


2)   Masalah makanan
     Sebelum abad XX, hal yang mencakupi makanan belum seberat sekarang. Hal ini terjadi kerena banyak orang yang di rangsang ketakutan kalau-kalau sampai tidak cukup makanan untuk hidup.
3)   Masalah yang menghantui kebanyakan orang yaitu, takut mati.
     Makin kuatnya budaya materi yang melanda kehidupan manusia modern, tetapi makin menipisnya rasa keagamaan menyebabkan orang takut mati. Oleh karena itu, timbulah manusia-manusia modern yang kurang beriman.
      Selain mengumukakan penyebab stres, Mc. Quade dan Aikaman juga mengemukakan tentang peroses terjadinya stres, berdasarkan penyelidikannya, ternyata proses terjadinya stres itu tidak jauh berbeda dengan yang di kemukakan oleh Dr.P.Sidharta. dalam penyelidikannya, Mc. Quade dan Aikman menyebutkan adanya dua tipe manusia, yaitu tipe A dan tipe B. tipe A adalah mereka yang kegiatannya intensif, agresif, berambisi, senang bersaing senang menyelesaikan pekerjaan , dan memiliki kebiasan untuk berlomba dengan waktu. Manusia tipe demikian paling mudah terkena setres. Berlawanan dari tipe B adalah orang yang tingkah lakunya santai, lebih terbuka, tidak melihat jam terus-menerus, tidak memburu prestasi, tidak begitu bersaing, dan bicaranya lebih teratur. Manusia seperti ini biasanya terhindar dari stres.

B.     KETERASINGAN
        Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Seperti telah dikemukakan oleh manusia, bahwa manusia terdiri dari dua aspek yaitu jasmani dan rohani.
        Dalam membicarakan keterasingan, kita bertitik tolak kepada manusia sebagai homo sosius, sehingga apabila seseorang tersaing dari masyarakat, dengan sendirinya sudah dimaksudkan dengan keterasingan.
        Ada tiga hal yang menjadi penyebab seseorang yang mengalami keterasingan, yaitu akibat dari pelanggaran, adanya perbedaan sosial-ekonomi, dan cacat tubuh. Berikut ini akan di berikan uraiannya agar lebih jelas.
a)   Keterasingan karena pelangaran
        Dalam bab tentang manusia ada keadilan, di kemukakan dalam masyarakat tradisional berlaku hukum adat. Siapa yang melangar hukum adat akan mendapat hukuman pengasingan.

b)   Keterasingan karena Cacat Tubuh
        Cacat tubuh yang diderita oleh seseorang sejak lahir, seperti polio, sumbing pada bibir, tangan atau kaki yang bengkok, dan mata juling, dapat menjadi sebab ia diasingkan oleh kawan-kawannya dalam masyarakat. Anak yang demikian bukan hanya akan mengalami keterasingan, ia pun akan menderita batin dan sering merasakan kesepian.
        Selain cacat bawaan, juga cacat karena penyakit. Dalam rumah sakit, pasien selalu diklasifikasikan menurut penyakitnya, misalnya penyakit dalam, penyakit kulit, dan penyakit saraf.
        Beriktu ini diberikan penggambaran tenyang nasib keterasingan yang diderita seorang penyakit lepra (kusta).
        Dalam kitab perjanjian lama disebutkan bahwa penyakit lepra merupakan penyakit kututukan tuhan karena keadaannya yang sangat menjijikan, penyakit ini diduga sangat menular dan dapat menurun pada anaknya. Penderita diasingkan keluar kota, ditempatkan di semacam lembah yang bergua-gua. Sangat menyedihkan perlakuan yang mereka terima saat itu. Misalnya, karena mereka dilarang bergelandangan, makanannya diransum dengan jalan melemparkan bahan makanannya ke dalam lembah tersebut.
        Dalam masa penjajahan belanda, didirikan rumah sakit khusus untuk penderita lepra. Berdasarkan hasil penelitian, penyakit lepra timbul sebagai akibat virus yang menggrogoti pendrita di sendi-sendi tulangnya. Dalam keadaan yang parah penderita tidak lagi merasa jika pada suatu waktu jarinya lepas dari tangannya. Ciri-ciri lain yang dimiliki penderita lepra, yaitu jari tangan atau kaki yang diserang lepra sulit untuk dibengkok-bengkokkan. Bercak-bercak yang dapat terjadi pada muka atau tubuhnya dianggap menjijikan bagi mereka yang merasa cantik, tapi menimbulkan belas kasihan bagi mereka yang kemanusiaannya tebal.
        Berkat adanya kemajuan dalam bidang kedokteran zaman sekarang, disebutkan bahwa penyakit lepra bukanlah penyakit keturunan dan tidaklah menular. Usaha mengadakan rehabilitasi terhadap penderita ini makin banyak dilakukan, misalnya dengan pengobatan biasa, operasi, dan latihan-latihan fisik. Pemerintah yang mendapatkan banyak bantuan dari lembaga-lembaga kemanusiaan berusaha agar masyarakat jangan lagi mengasingkan mereka yang pernah dirawat, tetapi menerimanya, karena pengasingan terhadap penderita lepra dapat berarti sebagai penghukuman sehingga dapat menimbulkan rasa rendah diri.



c)   Keterasingan karena Perbedaan Sosial-Ekonomi yang Mencolok
        Pebedaan sosial-ekonomi yang mencolok menyebabkan manusia sebagai warga masyarakat menjadi terkotak-kotak, yang dalam sosiologi disebut sebagai pelapisan masyarakat atau stratifikasi masyarakat. Yang pertama, merupakan pandangan lama dengan pendirian bahwa seseorang menempati kedudukan yang tinggi atau rendah dalam masyarakat karena takdir atau nasibnya demikian. Yang kedua, merupakan pandangan baru dengan pendirian bahwa seseorang atau masyarakat rendah dapat menduduki posisi tinggi apabila ia melakukan usaha atau perjuangan dalam hidupnya.
        Dalam masyarakat hindu dikenal adanya sistem kasta yang merupakan sistem pelapisan atas dasar keturunan, misalnya adanya kasta Brahmana sebagai kasta tertinggi dan merupakan golongan rohaniwan. Kasta Ksatria dibawahnya sebagai golongan priyai, ksatria dan bangsawan yang mengatur pemerintah. Kasta Vaisya dibawahnya lagi sebagai golongan pedagang dan petani yang mengurusi ekonomi, dan kasta Sudra sebagai golongan budak yang bertugas melayani kasta-kasta lainnya. Mengapa seseorang harus lahir dari kasta yang rendah? Menurut agama Hindu, hal itu disebabkan karena dosa-dosa yang pernah dilakukan manusia dalam kehidupan sebelumnya.
        Soerjono Soekanto, dalam bukunya Sosiologi, suatu pengantar (1981:141,142), menyebutkan adanya empat ukuran yang menyebabkan terjadinya pelapisan, yaitu kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.
1.      Ukuran kekayaan
        Kekayaan seseorang yang biasanya berupa benda, seperti rumah, perhiasan, kendaraan, tanah, dan pabrik, berdasarkan banyaknya dapat membedakan seseorang itu tergolong kaya atau miskin.
2.      Ukuran Kekuasaan
        Dunia juga mengarah ke pemerintahan yang demokratis. Hal itu tampak dari sebagian besar Negara yang memiliki bentuk pemerintahan republik. Walaupun demikian, dalam tata kepegawaiannya perlu diatur sistem berjenjang. Dalam Peraturan Gaii Pegawai Negeri Sipil (PGPN) di Indonesia, dikenal adanya golongan I, II, III, IV. Dapat dibayangkan, bagaimana kacau-balaunya apabila semuanya menempati golongan IV yang merupakan golongan tertinggi.
3.      Ukuran Kehormatan
        Semestinya, ukuran kehormatan dapat dilepaskan dari ukuran kekayaan dan kekuasaan. Dalam praktiknya, untuk melakukan hal itu sangatlah sulit karena keadaan masyarakat yang makin kompleks. Khususnya dalam masyarakat tradisional, masalah kehormatan masih lebih tampak, mereka yang dihormati atau disegani diberikan tempat yang teratas.
4.      Ukuran Pendidikan
        Jenjang pendidikan modern yang disusun  berdasarkan tingkatan rendah atau dasar, menengah, dan tinggi juga menyebabkan manusia dalam masyarakat menjadi berlapis-lapis, sehingga memudahkan terjadinya keterasingan. Hal ini terutama dirasakan oleh mereka yang pendidikannya rendah, karena biasanya juga selalu menempati posisi yang rendah.
C.     KESEPIAN
        Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang atau tidak berteman. Dalam sub bab 2, telah dikemukakan bahwa dalam keterasingan dititik beratkan pada soal fisik, walaupun unsur psikis juga ada. Dalam sub bab 3 ini merupakan kebalikannya, kesepian merupakan keterasingan yang dititik beratkan pada soal psikis walaupun faktor fisik juga berpengaruh. Misalnya seorang yang berada ditempat atau lingkungan sepi tau sunyi, psikisnya akan mudah terpengaruhi sehingga dapat merasakan adanya keterasingan, khususnya kesepian. Namun, seseorang pada suatu pesta karena ditempat ramai tersebut dia tidak merasa memiliki kawan, maka dirasakan adanya kesepian.
        Beberapa gejala pada orang yang dirundung kesepian antara lain adalah sebagai berikut: apabila ia sedang duduk, pandangan matanya kedepan tampak agak kuyu, kurang memberikan sinar yang terang, dan pandangannya seperti kosong. Tampak matanya terbuka, tetapi kurang memperhatikan apa yang ada didepannya.
        Dalam jiwanya yang sepi, tubuhnya terasa lunglai sehingga kepala yang terasa berat bagai badan harus ditopang pada dagunya. Tidak tampak gerak yang hidup, jadi kebalikan pada orang yang sedang dalam kegelisahan.
        Arti kesepian menjadi makin jelas bilamana seseorang merasa kesepian dalam keramaian. Yang ramai memang suasana luar dari orang yang merasakan kesepian, tetapi orang yang dirundung kesepian merasakan sepinya keadaan, yang ramai adalah suasana luar, yang menderita kesepian adalah jiwa seseorang. Yang dapat ramai adalah tubuh, tetapi tidak jiwanya.
        Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang kesepian. Pertama, apabila seseorang terpisahkan dari kekasihnya. Orang seperti ini akan cepat merasakan kesepian karena selama ini hanya sang kekasih yang menjadi pengisi hatinya yang meramaikan hatinya. Kedua, adalah akibat keterasingan. Dalam penjelasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa keterasingan yang dialami seseorang memang secara fisik nyata, tetapi secara psikis tidak mungkin dapat dielakkan. Ketiga, yang juga telah terselip dalam uraian terdahulu adalah bahwa apabila seseorang tidak memiliki atau tidak mau melakukan suatu kegiatan. Orang demikian selalu akan menuruti lamunannya, tidak jarang lamunannya itu akan mengarah kepada pemikiran-pemikiran yang sifatnya negative sehingga merugikan diri sendiri.
        Rasa rendah diri adalah persaan yang dialami seseorang karena merasa kurang atau tidak mampu manyamai orang lain. Dr. Frank S. Caprio, dalam bukunya mengatasi rasa sepi, frustasi, dan rendah diri, menyebutkan bahwa orang yang rendah diri, pada hakikatnya adalah orang yang cinta diri (self love). Mereka itu menjadi korban dari rasa kasihan diri dan kehidupan mereka. Memang rasa rendah diri ada pada setiap orang, tetapi individualisme. cacat psikis (cacat psikis) ini dapat berpengaruh pada tubuh sehingga tubuh menjadi ikut sakit.
        Oleh karena itu, orang-orang yang merasa rendah diri perlu berusaha mengatasi dengan jalan sebagai berikut. Langkah pertama, mencari sebab dalam dirinya sendiri mengapa ia merasa rendah diri, kemudian memikirkan langkah apa yang akan dilakukan sebagai usah memecahkan persoalan itu. Langkah kedua, yakinlah pada diri Anda bahwa Anda akan mampu mengatasinya, bersikaplah sebagai orang besar bukan sebagai orang kecil.
        Dalam bukunya, Dr. Frank S. Caprio mengemukakan pendapat Dr. edwarf Glover yang mendefinisikan tentang orang yang normal. Dikatakannya bahwa orang yang normal adalah orang yang bebas dari gejala-gejala penyakit, bebas dari konflik mental, mampu bekerja, dan mencintai seseorang. Selanjutnya, Dr. Frank S. Caprio menyebutkan sejumlah kualitas pribadi yang normal, antara lain secara emosional ia matang, mampu menerima cobaan hidup yang berat secara bijak, ia mencari kesibukan diri agar tidak kesepian, dapat bekerja sendiri tanpa banyak mengeluh, memiliki gairah hidup, dapat bergaul dan berkepribadian supel, memiliki rasa humor yang mencerminkan keyakinan terhadap dirinya, mampu mencintai dan dicintai, mau belajar dari pengalaman-pengalamannya yang lampau, dam mampu menikmati hidupnya dengan rasa optimis.
D.  KETIDAKPASTIAN
        Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti yang berarti tidak menentu, sehingga ketidakpastian merupakan hal yang tidak menentu. Dalam ketidakpastian, seseorang terombang-ambing antara ya dan tidak, sudah dan belum, jadi atau tidak, mau atau tidak mau, sehingga orang demikian selalu dalam keragu-raguan. Maka orang yang mengalami ketidakpastian selalu dalam kebimbangan atau kebingungan. Dan ia pun sering mengalami kegelisahan.
        Bagi orang yang berpribadi emosional, ketidakpastian sangat mudah mengundang marah, yang kadang-kadang secara ekstrem diwujudkan dengan memukul-mukul barang untuk melepaskan rasa ketidakpastiannya. Sebaliknya, bagi orang yang memiliki pribadi tenang, ia bersikap biasa saja, tetapi pikirannya berjalan terus untuk mencari penyelesaian. Bagi orang yang berpribadi lemah, ketidakpastian benar-benar menyulitkan hidupnya, dia selalu dalam kebimbangan, keragu-raguan, kebingungan, dan tergambar jelas dalam kegelisahannya.
a.         Ketidakpastian dalam Menentukan Pilihan
        Seringkali seseorang berada dalam persimpangan jalan untuk menentukan pilihan, apabila pilihan yang diambilnya sampai salah, maka dapat berakibat fatal. Itulah sebabnya, dalam menentukan pilihan, seseorang perlu berfikir panjang dan tenang agar pilihannya tepat, sehingga membawanya pada keadaan yang positif. sebaliknya apabila yang dipilihnya justru mendatangkan hal-hal yang negative tentunya akan merugikan sekali.

b.         Ketidakpastian dalam Menunggu
        Ketidakpastian juga dirasakan pada waktu seseorang menunggu, apakah orang atau barang yang ditunggu-tunggu itu pasti datang atau tidak. Saat itu seseorang dirundung ketidakpastian yang membuatnya selalu gelisah.

c.          Ketidakpastian dalam Hukum
        Ketidakpastian juga sering melanda seseorang dalam bidang hukum. Melalui hukum, orang bertujuan untuk mencari pengaturan dalam masyarakat, sehingga suatu yang dirasakannya dapat pasti dan tidak lagi membuat seseorang menjadi bimbang atau ragu. Oleh karena itu, hukum yang baik dan sehat adalah yang dapat berlaku dalam waktu yang lama dan tidak mudah. Hanya seorang negarawan (statesmen) yang bijaklah yang mampu menciptakan hukum seperti itu. Fungsi hokum adalah mengatur hubungan seseorang dengan orang lain (hukum perdata), dan hubungan orang dengan Negara (pidana), dan setiap pelanggaran terhadap hukum dikenai sanksi.


BAB III
KESIMPULAAN
            Kegelisahaan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tentram hatinya atau khawatir, tidak tenang, tidak sabar, dan cemas.
            Sigmund friend ahli psikoanalisa terkenal berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu:
A)       Kenyataan
B)        Neorotis
C)       Moril
            Berhubungan dengan masalah stres, di kenalnya ada tingkatan stres atau kadar stress, yaitu:
1.         Stres maha besar
2.         Stres situsianal
3.         Stres kronik
     
Ketersingaan di sini berasal dari kata asing, yang berati sendiri atau terpisah sendiri. Ada tiga hal yang menjadi penyebab seseorang harus mengalami ketersaingaan,yaitu :
a)   Ketersaingan karena pelangaraan
b)   Ketersaingaan karena cacat buruk
c)   Ketersaingaan  karena perbedaan social-ekonomi yang mencolok
Kesepiaan berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehinga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang atau tidak memiliki teman. Ketidakpastiaan berasal kata dari tidak pasti yang berarti tidak menentu, sehinga ketidakpastiaan merupakaan hal-hal yang  tidak menentu. Ketidakpastian dibagi menjadi tiga, yaitu:
a)      Ketidakpastiaan dalam menentukaan pilihaan
b)      Ketidakpastiaan dalam menungu
c)      Ketidakpastiaan dalam hukum



DAFTAR PUSTAKA
Supartono w, m.m. 2004.Ilmu Budaya Dasar. Ciawi, Bogor : Ghalia Indonesia



0 komentar:

Posting Komentar

Romi Syahrurrohim. Diberdayakan oleh Blogger.